Yang meningkat itu hanya pertanian, pertumbuhannya sebesar 16,4 persen. Ini luar biasa, di tengah pandemi COVID-19.
Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa sektor pertanian yang terus didorong oleh pemerintah untuk maju, mampu tumbuh di tengah pandemi COVID-19.

Syahrul mengatakan bahwa ketika sektor lain mengalami koreksi, sektor pertanian tercatat mampu tumbuh sebesar 16,4 persen. Hal tersebut disebabkan karena produk-produk dari sektor pertanian, sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

"Yang meningkat itu hanya pertanian, pertumbuhannya sebesar 16,4 persen. Ini luar biasa, di tengah pandemi COVID-19," kata Syahrul, di Desa Wonorejo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis.

Baca juga: Konferensi APRC FAO, Mentan paparkan empat strategi perkuat pangan

Menurut Syahrul, di tengah pandemi virus Corona, hampir seluruh sektor terdampak dan mengalami penurunan. Namun, pada sektor pertanian tetap bertahan dan mampu tumbuh meskipun terjadi pandemi COVID-19.

Syahrul menilai kebutuhan masyarakat akan hasil pertanian di tengah pandemi virus Corona tidak bisa ditunda, sehingga tetap memutar roda perekonomian pada sektor tersebut. Bahkan, bukan hanya untuk pasar dalam negeri, permintaan pasar luar negeri juga tidak melemah.

"Pertanian bisnisnya tetap terbuka, dan berjalan. Bahkan, ada yang tetap ekspor, seperti di Malang ini," kata Syahrul.

Baca juga: Mentan lepas ekspor produk hortikultura asal Malang ke Taiwan

Syahrul menambahkan, seperti di wilayah Kabupaten Malang, potensi pengembangan komoditas hortikultura terbilang cukup besar. Oleh sebab itu, perlu didorong pengembangannya, agar bisa memberikan dampak terhadap masyarakat khususnya petani.

"Bisnis yang menjanjikan, dan di depan mata untuk menghidupi rakyat adalah dengan pertanian yang semakin kuat, dan semakin akseleratif," ujar Syahrul.

Baca juga: Mentan dorong Malang jadi penghasil bibit alpukat berkualitas

Dalam kesempatan itu, Menteri Pertanian juga melepas ekspor empat kontainer produk hortikultura berupa kubis, untuk diekspor ke Taiwan. Masing-masing kontainer berisikan 25 ton kubis dengan harga mencapai Rp40 ribu per kilogram, yang diharapkan bisa terus meningkat.

Selain kubis, beberapa produk hortikultura lain yang memiliki pasar ekspor menjanjikan adalah sawi putih, selada romain, selada lettuce, yang kebanyakan dijadikan bahan baku salad. Produk-produk yang diekspor, mayoritas berasal dari para petani yang ada di wilayah Kabupaten Malang.

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020