Ottawa (ANTARA News/Reuters) - Bahan pembunuh rumput liar yang banyak digunakan, atrazine, mempengaruhi perkembangan katak secara seksual, sehingga menimbulkan tanda-tanya mengenai dampak penggunaanya terhadap lingkungan hidup, demikian satu studi oleh University of Ottawa, Kamis.

Satu studi oleh para peneliti di universitas itu mendapati bahwa pada tingkat rendah dibandingkan dengan yang diukur di lingkungan hidup Kanada, makin sedikit berudu mencapai tahap anak katak dan rasio katak betina dengan jantan meningkat.

"Atrazine adalah salah satu herbisida paling laris yang digunakan di seluruh dunia dan dirancang untuk mencegah pertumbuhan rumput liar di lahan jagung," kata peneliti di universitas tersebut dalam satu pernyataan.

"Atrazine digunakan sangat luas sehingga dapat dideteksi di banyak sungai, aliran air dan di sebagian pasokan air. Ini telah meningkatkan kekhawatiran mengenai kemungkinan terkena dampak kemerosotan lingkungan hidup."

Syngenta AG, satu perusahaan utama Swiss yang membuat atrazine, telah lama mempertahankan keselamatannya.

Perusahaan tersebut telah menyatakan itu adalah salah satu herbisida terbaik yang dipelajari dan tersedia dan menunjuk kepada kajian keselamatan sebelumnya antara lain dari Badan Perlindungan Lingkungan Hidup AS (EPA) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO.

EPA pada Oktober menyatakan lembaga tersebut sedang mengkaji dampak kesehatan herbisida itu.

Beberapa kajian telah mengaitkannya dengan penyimpangan kelahiran, rendahnya berat badan dan kelahiran pradini.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009