Ada kegelisahan menjelang akhir pekan setelah penjualan saham-saham teknologi kemarin
New York (ANTARA) - Wall Street lebih rendah pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), karena aksi jual menjelang akhir pekan dipicu oleh laba beberapa emiten yang lemah, melonjaknya kasus Virus Corona dan meningkatnya ketegangan politik antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 182,44 poin atau 0,68 persen, menjadi ditutup di 26.469,89 poin. Indeks S&P 500 turun 20,03 poin atau 0,62 persen, menjadi berakhir di 3.215,63 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup tergelincir 98,24 poin atau 0,94 persen, menjadi 10.363,18 poin.

Dari 11 sektor utama dalam S&P 500, semuanya kecuali konsumen ditutup pada posisi merah. Sektor teknologi mengalami persentase kerugian terbesar. Sektor kesehatan kehilangan pijakan, turun 1,1 persen jelang perintah eksekutif Presiden Donald Trump yang bertujuan menurunkan harga obat.

Untuk hari kedua berturut-turut, sektor teknologi membebani ketiga indeks utama AS. Intel Corp memimpin penurunan, sahamnya anjlok 16,2 persen setelah pembuat chip tersebut melaporkan keterlambatan produksi chip 7-nonometer yang lebih kecil dan lebih cepat.

Baca juga: IHSG akhir pekan ditutup jatuh, dipicu kekhawatiran ancaman resesi

"Ada kegelisahan menjelang akhir pekan setelah penjualan saham-saham teknologi kemarin," kata Ahli Strategi Pasar Senior LPL Financial, Ryan Detrick, di Charlotte, North Carolina.

"Ini merupakan perjalanan yang sulit dipercaya bagi Nasdaq dan teknologi selama dua hari terakhir," tambah Detrick. "Koreksi yang memang layak diterima sangat masuk akal dalam pandangan kami."

Setiap indeks membukukan kerugian mingguan, dengan S&P 500 dan Dow menghentikan kenaikan beruntun tiga minggu. Nasdaq memiliki minggu terlemah dari empat pekan terakhir.

Kemunduran tersebut mengikuti sebuah reli yang membawa S&P 500 hampir lima persen di bawah rekor tertinggi yang dicapai pada Februari. Indeks S&P 500 sekarang mendekati titik impas untuk tahun ini, sementara Nasdaq telah naik lebih dari 15 persen sejauh tahun ini.

Baca juga: Saham Singapura ditutup jatuh, Indeks Straits Times anjlok 1,26 persen

"Dengan reli yang telah kita lihat sejauh ini pada Juli, masuk akal untuk melihat kecemasan menjelang pekan dengan laporan laba perusahaan-perusahaan besar, keputusan Fed dan apa yang mungkin merupakan PDB terburuk dalam hidup kita," tambah Detrick.

Apple, Alphabet Inc dan Amazon.com dijadwalkan akan merilis hasil kinerja keuangan mereka pada 30 Juli, hari di mana Departemen Perdagangan AS akan memberikan PDB kuartal kedua. Para analis memproyeksikan bahwa ekonomi anjlok 35 persen selama periode tiga bulan.

Lebih dari 1.000 orang Amerika meninggal akibat COVID-19 pada Kamis (23/7/2020), hari ketiga berturut-turut untuk tonggak suram ketika total kasus melonjak melewati empat juta.

Beijing membalas balik Washington yang menutup konsulat China di Houston dengan menutup konsulat AS di Kota Chengdu.

Baca juga: Saham-saham di China ditutup anjlok, Indeks Shanghai jatuh 3,86 persen

Sementara itu 128 perusahaan konstituen S&P 500 telah melaporkan laba kuartal kedua mereka. Dari sejumlah tersebut, 80,5 persen memberikan laporan laba yang sangat rendah dari ekspektasi para analis.

American Express Co turun 1,4 persen setelah melaporkan penurunan laba kuartalan 85 persen, setelah menyisihkan hampir 628 juta dolar untuk menutup kemungkinan gagal bayar (default).

Verizon Communications Inc mengalahkan estimasi laba dan pendapatan analis, karena perusahaan telekomunikasi melihat permintaan kuat akibat perintah tinggal di rumah, meningkatkan sahamnya sebesar 1,8 persen.

Upaya pemotongan biaya Honeywell International Inc menghasilkan laba kuartal kedua yang lebih baik dari perkiraan, tetapi memperingatkan banyak hal yang tidak diketahui ke depannya. Sahamnya jatuh 2,8 persen.

Saingan Intel, Advanced Micro Devices Inc melonjak 16,5 persen dan Tesla Inc memperpanjang kerugiannya, jatuh 6,3 persen.

Baca juga: Kemerosotan dolar berlanjut, investor terus khawatir dampak COVID-19

Baca juga: Harga minyak naik, dibayangi ketegangan antara AS dan China


 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020