Jakarta (ANTARA News) - Pengusaha kecil batu ukir timbul yang juga menjadi penemu mesin ukir batu timbul, Bagus Heri Setiadji asal Surabaya, menjadi Juara Pertama PI-UMKM Award 2009, karena inovasinya yang brilian.

"Temuannya memiliki tingkat keunggulan teknologi yang bermanfaat bagi usaha kecil," kata Ketua Tim Pelaksana Pusat Inovasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (PI-UMKM) Dr Utama H Padmadinata pada Pemberian Penghargaan kepada UMKM Inovatif dan Inventor di Jakarta, Jumat.

Penghargaan PI-UMKM, ujar dia, memang diberikan bagi pelaku industri kreatif, manufaktur atau usaha agroindustri yang memiliki bobot inovasi besar dan sekaligus memiliki nilai tambah, selain dari segi pendapatan juga mampu menyerap tenaga kerja dan ramah lingkungan.

Sementara itu, sang Juara, Bagus Heri Setiadji, mengaku sedang mematenkan mesinnya yang memiliki mata pisau khusus sehingga mampu mengeruk batu dan membuatnya menjadi tulisan-tulisan timbul untuk kaligrafi Arab, tulisan China, huruf Sanskerta Jawa hingga huruf latin biasa.

Keunggulan mesinnya, menurut dia, selain mampu mengeruk batu yang keras seperti batu obsidian, batu andesit, batu fosil, hingga batu akik (agate) dengan kekuatan 5,5-6, juga karena ukiran tulisan timbul yang dihasilkannya bisa setipis satu milimeter.

"Saya sudah lihat teknologi luar yang pakai laser, ternyata tidak bisa juga menembus batu-batu, laser hanya bisa menembus medium yang `flat` (rata) seperti kaca, besi, atau plastik. Itupun ukiran yang masuk, bukan timbul seperti teknologi yang saya punya," kata lulusan STM Mesin ini.

Ia mengatakan, dengan tenaga kerja 10 orang sejak didirikannya usaha "Mpu Batu" tiga tahun lalu, ia tak mampu menangani pesanan yang banyak, karena mesinnya hanya memiliki kemampuan menghasilkan 60 buah prasasti ukuran 20x20cm per bulan.

Dari pameran-pameran yang diikutinya seperti Pameran Produk Ekspor (PPE) Bagus mendapat sejumlah pembeli dari luar negeri seperti dari Timur Tengah, China, termasuk dari Malaysia.

"Yang dari Malaysia itu malah bukan hanya pesan barang, tapi mau membeli saya, tentu saya tidak mau," katanya sambil menambahkan bahwa karya prasastinya ini merupakan inovasi baru karena ukiran prasasti yang selama ini ada selalu mengukir ke dalam (bukan timbul).

Industri kecilnya yang beromzet sekitar Rp15 juta per bulan ini, ujar dia, masih kekurangan modal, karena untuk membuat mesinnya saja dibutuhkan modal Rp10-20 juta, sementara saat ini ia baru memiliki satu mesin.

Sementara itu penerima anugerah PI-UMKM Award lainnya yakni Juara II diraih oleh Mira Rivai asal Bogor, Juara III Iskandar Muda dari Jakarta, serta Juara Harapan diraih oleh Raden Ayu Rianti Wulandari dan Gustav Nicholas Purnomo.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009