Jakarta (ANTARA News) - Aset PT.Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) berdasarkan hasil valuasi terakhir mencapai Rp18 triliun, mengalami kenaikan dari nilai aset saat IPO tahun 2008 sebesar Rp15 triliun.

"Valuasi aset dilaksanakan PT.Heburinas Nusantara in Association with CB Richard Ellis menghitung dari pemilikan tanah, peralatan (inventory), kawasan residential, bisnis, dan komersial serta aset tetap lainnya," kata Presdir BSD, Harry Budi Hartanto di Jakarta, Selasa.

BSD menurut, Harry, merupakan pengembang kawasan sekala besar dengan luasan area yang dikelola mencapai 5.950 hektar sesuai dengan SK, pengembangan tahap I telah diselesaikan seluas 1.500 hektar,

Sedangkan untuk pengembangan tahap II seluas 2000 hektar ditargetkan dapat diselesaikan sampai dengan tahun 2020, sampai dengan 2013 diharapkan dapat digarap 850 hektar, sedangkan sisanya 1.150 selesai 2020, jelasnya.

Menurut Harry, dalam pengembangan tahap II BSD membuka diri untuk kerjasama dengan mitra (strategic partner) untuk mengembangkan kawasan, tidak semuanya dikelola langsung.

Harry mengatakan, BSD saat ini tengah mengembangkan dua kawasan hunian yakni Forestra yang dibangun di atas lahan seluas 72 hektar ditujukan pasar menengah atas serta The Icon dibangun di atas lahan 74 hektar.

Sedangkan untuk kawasan komersial, BSD masih fokus kepada pemanfaatan BSD Junction, ITC BSD, Ruko, perkantoran, dan Edutown (kawasan pendidikan yang di dalamnya terdapat sekolah).

Harry mengatakan, dengan adanya valuasi baru Rp18 triliun maka nilai aset bersih per saham perseroan setelah dipotong kewajiban jangka panjang seperti hutang bank jangka panjang dan obligasi Rp850 miliar nilai aset bersih menjadi Rp1651 per saham.

Kenaikan aset BSD berasal dari kontribusi pengembangan proyek Forestra dan The Icon. Serta perusahaan akan terus berupaya meningkatkan nilai jual melalui kawasan yang belum dikembangkan, jelasnya.

"Saat ini kami terus membangun infrastruktur pendukung untuk mendekatkan BSD dengan pusat aktifitas di Jakarta Barat dan Selatan," ujarnya. (*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009