Jakarta (ANTARA) - Gojek mengumumkan strategi perusahaan untuk memprioritaskan bisnis inti sebagai bagian dari rencana jangka panjang menghadapi pandemi COVID-19, dengan fokus pada layanan uang elektronik, transportasi serta pengiriman makanan dan minuman untuk memastikan keberlanjutan bisnis.

Kabar tersebut diumumkan secara langsung oleh Co-CEO Gojek, Kevin Aluwi dan Andre Soelistyo, melalui enam belas town hall meeting yang digelar dan dihadiri seluruh karyawan Gojek.

Kedua Co-CEO memilih untuk menyampaikan kabar ini secara dekat kepada setiap divisi perusahaan untuk memberikan karyawan kesempatan untuk bertanya dan memahami keputusan ini secara penuh.

"Fokus kami pada bisnis inti adalah untuk memastikan pertumbuhan Gojek secara berkesinambungan dan mampu bertahan di tengah pandemi ini yang kita tidak tahu kapan berakhir. Gojek berupaya menjaga ekosistem secara keseluruhan agar tetap mampu memberikan dampak sosial secara luas kepada sekitar 2 juta mitra dan 500.000 UMKM," ujar Kevin dan Andre, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.

Baca juga: GoPlay galang pendanaan independen untuk pertama kalinya

Baca juga: GoPlay kini bisa ditonton di televisi lewat Chromecast dan AirPlay


Kedua Co-CEO mengungkapkan layanan bisnis inti yaitu transportasi online (GoRide dan GoCar), lalu pesan-antar makanan dan kebutuhan pokok (GoFood), serta dompet digital (GoPay) sangat dibutuhkan oleh masyarakat di tengah pandemi.

Menyusul strategi yang diumumkan ini, Gojek akan mengkonsentrasikan sebagian besar sumber daya untuk mendukung bisnis inti.

Di samping bisnis inti tersebut, bisnis lain yang tumbuh di tengah pandemi adalah layanan logistik GoSend dengan peningkatan permintaan mencapai 80 persen sejak diberlakukannya PSBB di sejumlah daerah.

Begitu juga dengan transaksi belanja kebutuhan sehari-hari di GoFood yang naik dua kali lipat.

"Sejumlah layanan lainnya juga masih memiliki peluang untuk lebih berkembang misalnya layanan di bidang kesehatan yang bekerja sama dengan Halodoc," kata Kevin Aluwi dan Andre Sulistyo.
Gojek prioritaskan bisnis inti hadapi pandemi COVID-19 (HO/Gojek)


Adapun pandemi global COVID-19 ini juga mengubah perilaku masyarakat yang kini lebih mengedepankan jaga jarak (physical distancing). Sejalan dengan hal tersebut, ada layanan Gojek yang terpaksa harus dihentikan.

Sejalan dengan itu, layanan yang sulit dilakukan dengan mengedepankan physical distancing seperti layanan pijat profesional di rumah yakni GoMassage dan layanan jasa kebersihan rumah yakni GoClean, terpaksa dihentikan di tengah pandemi ini.

Layanan lain yang dihentikan adalah GoFood Festivals yang ada di sejumlah lokasi di Indonesia karena sifatnya yang dapat mengundang keramaian.

Dampak dari keputusan ini sebanyak 430 karyawan atau sekitar 9 persen dari total karyawan Gojek, di mana sebagian besar bekerja merupakan staf GoLife dan GoFood Festival, akan meninggalkan Gojek sebagai bagian dari evaluasi terhadap struktur perusahaan.

Karyawan yang terdampak dengan keputusan ini akan mendapat berbagai bentuk dukungan di antaranya pesangon di atas standar yang ditetapkan pemerintah, asuransi kesehatan hingga akhir 2020, dan perangkat elektronik yang mereka gunakan saat di Gojek untuk tetap menjaga produktivitas.

"Kami sangat berterima kasih bahwa kalian telah memberikan kontribusi berarti bagi kesuksesan Gojek selama bertahun-tahun. Kalian telah menjadi bagian yang bernilai dari sejarah dan perjalanan Gojek; setiap perusahaan akan beruntung untuk memiliki kalian di dalam tim mereka dan kami akan membantu kalian semaksimal mungkin untuk dapat melangkah lebih jauh di perjalanan karir kalian," ujar Kevin.

Baca juga: Telah mendunia, GoFood usung konsep Cloud Kitchen demi akselerasi UMKM

Baca juga: GoPlay kini bisa ditonton di televisi lewat Chromecast dan AirPlay

 
Gojek prioritaskan bisnis inti hadapi pandemi COVID-19 (HO/Gojek)


Berbagai penyesuaian bisnis telah dilaksanakan oleh Gojek guna mengakomodir kebiasaan baru pelanggan sejak adanya pandemi.

Perusahaan tersebut bekerja sama erat dengan mitra merchant untuk mengakomodasi adanya perubahan pada permintaan, membantu merchant yang sebelumnya hanya menjajakan produk secara offline menjadi bisa bermigrasi ke online dengan cepat, dan mengimplementasikan berbagai inisiatif guna mendukung mata pencaharian mitra driver.

Gojek telah bertumbuh secara eksponensial sejak pertama meluncur tahun 2015 hingga menjadi super app dengan lebih dari 170 juta pengguna di Indonesia dan seluruh Asia Tenggara.

Gojek juga telah mengeksplorasi bisnis baru seperti penjualan barang kebutuhan sehari-hari dan makanan siap masak di layanan GoFood, dan meningkatkan layanan pengiriman.

Perusahaan transportasi berbasis aplikasi multi layanan itu memastikan akan terus menawarkan berbagai layanan terutama melalui kerja sama dengan organisasi terbaik di bidangnya seperti Halodoc atau KitaBisa.

Baca juga: "Sustainability", kiat buat dan pertahankan "start-up" saat pandemi

Baca juga: Galang pendanaan saat pandemi, ini yang harus diperhatikan "startup"

Baca juga: Gojek bantu 100 ribu UMKM perkuat daya tahan saat pandemi


 

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020