New York (ANTARA News/AFP) - Harga minyak mundur kembali pada Senin waktu setempat, di tengah kekhawatiran bahwa perselisihan perdagangan AS-China yang rapuh dapat merusak pemulihan ekonomi global, menambah tekanan kelebihan pasokan pasar minyak mentah.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk pengiriman Oktober, berakhir pada 68,86 dolar AS per barel, turun 43 sen dari tingkat penutupan Jumat.

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Oktober turun 25 sen menjadi menetap pada 67,44 dolar AS.

Tindakan datang setelah mundur tajam pada akhir pekan lalu karena para pedagang mengambil keuntungan dari rally baru-baru ini dan mempertimbangkan suatu kelebihan pasokan minyak.

"Minyak kemungkinan mendapatkan `bull` (gairah) karena kami memasuki periode tahun permintaan terlemah," kata Phil Flynn, dari PFG Best.

Sengketa perdagangan yang meningkat antara Amerika Serikat dan China menekan pasar. China mengajukan keluhan atas apa yang dituduhkan dikenakan tarif tidak adil oleh Washington pada impor ban China kepada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Langkah itu sebagai tanggapan terhadap keputusan Presiden AS Barack Obama Jumat untuk memaksakan hukuman tarif 35 persen atas impor China.

"Harga minyak terus bergerak ke sisi penurunan karena Obama masuk ke perang dagang dengan China dan dolar mulai menunjukkan beberapa tanda-tanda kehidupan," kata Flynn.

"Jika ini meningkat lebih, itu dapat memiliki dampak yang dramatis pada banyak komoditas," ia menambahkan.

Amerika Serikat adalah negara konsumen energi terbesar di dunia, diikuti oleh China.

Analis Sucden, Nimit Khamar mengatakan perselisihan perdagangan "membebani sentimen pasar karena peningkatan proteksionisme dapat menghambat pemulihan ekonomi global."

Pekan lalu, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC)memutuskan untuk mempertahankan tingkat produksi saat ini, dengan alasan risiko penurunan pemulihan ekonomi global.

OPEC, yang memompa sekitar 40 persen dari pasokan minyak dunia, mengatakan pasar "tetap kelebihan pasokan."

"Gairah minyak sekarang pada talinya karena itu semakin sulit untuk mengabaikan kelebihan pasokan global," PFG Best Flynn mengatakan.

Flynn mencatat bahwa stok minyak AS berada di atas rata-rata tertinggi mereka lima tahun terakhir.

Cadangan destlisi (sulingan) AS, yang meliputi minyak pemanas, tetap 25 persen lebih tinggi dibandingkan setahun yang lalu, menurut data resmi.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009