Sekarang warga lebih semangat lagi bertani, meskipun memang belum semuanya tersentuh bantuan yang sama
Sigi, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Petani di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng), mulai menikmati manfaat dari pembangunan sumur wakaf pertanian, yang dibangun oleh Lembaga Kemanusiaan Global Aksi Cepat Tanggap (ACT).

“Sekarang warga lebih semangat lagi bertani, meskipun memang belum semuanya tersentuh bantuan yang sama. Sebenarnya masih banyak warga yang sangat membutuhkan bantuan sumur dangkal, lebih-lebih sumur dalam,” ucap Anggota Kelompok Tani Lonja Permai Kecamatan Dolo, Muhammad Ikbal di Sigi, Senin.

Kehadiran sumur wakaf, menjadi angin segar bagi petani di Kabupaten Sigi, khususnya di Desa Potoya dan Karawana, Kecamatan Dolo.

Warga mengalami kekeringan panjang dikarenakan rusaknya irigasi pertanian akibat gempa dan likuefaksi Sigi pada 2018 silam. Namun, saat ini sebagian petani sudah mendapatkan air melalui program sumur wakaf produktif ACT Sulteng.

Baca juga: Dinas: 8.000 hektare sawah di Sigi tidak berproduksi pascabencana

Sumur wakaf produktif, mengairi lahan pertanian warga sehingga menyejahterakan para petani setempat. Dengan demikian, mereka bisa bertani kembali.

Bahkan sumur wakaf pertanian di Desa Potoya yang dibangun ACT telah memberikan manfaat yang besar kepada petani di desa itu selama 6 bulan terakhir ini.

Muhammad Ikbal mengatakan manfaat sumur wakaf produktif begitu dirasakan oleh warga. Bahkan petani sudah tiga kali panen untuk jagung berkat adanya sumur itu.

“Kami sangat senang, Alhamdulillah atas kepedulian ACT Sulteng, karena memang pascagempa warga sangat susah, bahkan banyak yang bekerja serabutan untuk menghidupi keluarga,” ungkapnya.

Dengan adanya sumur, kata Ikbal, semuanya bisa bangkit, bahkan aktivitas pertanian lebih bergeliat dibanding sebelum terjadinya bencana.

“Tidak hanya di sektor pertanian, keberadaan sumur wakaf produktif juga dimanfaatkan warga untuk membudidayakan ikan air tawar. Hasilnya pun cukup menguntungkan,” sebut Ikbal.

Ia berharap agar warga yang belum dapat bantuan bisa secepatnya tersentuh, sambil menunggu perbaikan jaringan Irigasi Gumbasa.

Baca juga: Wamen PUPR: Rekonstruksi Irigasi Gumbasa di Sigi harus selesai 2022

"Kami sangat berterima kasih kepada ACT, karena berada di garis terdepan memperhatikan kami yang serba kesulitan ini," tukasnya.

Hal senada yang diungkapkan oleh Adhan, Ketua Kelompok Tani Sinar Harapan 2 Desa Karawana. Saat ini kelompok tani yang dipimpinya itu mendapat bantuan lima titik sumur dangkal. Tiga titik masih dalam pengerjaan, sementara dua titik sumur yang sudah selesai namun belum dimanfaatkan.

“Pembangunan sumur dangkal tersebut sudah berlangsung sejak satu bulan yang lalu. Hanya saja, belum dimanfaatkan karena masih memikirkan tanaman apa yang cocok untuk kita budidayakan,” ujar Adhan.

Sumur dangkal sebanyak 5 titik ini, menurut Adhan diperkirakan akan menjangkau lahan pertanian seluas 15 hektare. Meski sebenarnya terbilang masih kurang.

Baca juga: Kementan bantu petani terdampak bencana gempa di Sigi

Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020