Jakarta (ANTARA News) - Ketua Komisi XI DPR Ahmad Hafiz Zawawi menilai besaran asumsi pertumbuhan ekonomi dalam RAPBN 2010 sebesar 5,0 persen terlalu rendah sehingga penerimaan pajak juga akan rendah.

"Pemerintah meminta diberikan batas atas 6,0 persen tapi yang digunakan batas bawah sebesar 5,0 persen, harusnya dia berani saja gunakan batas atas karena perhitungan penerimaan akan jadi lebih besar," kata Hafiz Zawawi di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, dengan penetapan asumsi pertumbuhan ekonomi hanya 5,0 persen maka penerimaan pajak akan menjadi lebih kecil.

"Dengan penerimaan pajak yang kecil berakibat pada defisit yang besar pada RAPBN 2010 yaitu sebesar 1,6 persen atau Rp98,00 triliun," katanya.

Ia mengatakan, pemerintah seharusnya berani menetapkan asumsi pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.

"Kita sudah kasih batas atas 6 persen, tapi kita tidak tahu mengapa pemerintah kok ragu-ragu dan hanya menetapkan 5 persen," katanya.

Menurut dia, jika sampai akhir tahun 2009 pertumbuhan ekonomi 2009 mencapai 4,5 persen maka asumsi pertumbuhan ekonomi 2010 sebesar 6,0 persen adalah angka yang realisitis.

"Atau paling tidak 5,5 persen, itu bukan hal yang tidak masuk akal," katanya.

Menurut dia, pemerintah harus berani menyusun RAPBN 2010 yang lebih ekspansif terutama dalam penerimaan sehingga defisit ditekan,

Sementara itu mengenai bantalan fiskal 2010, Hafiz mengaku tidak mengetahui ada atau tidak di RAPBN 2010.

Ia menyebutkan, besarnya bantalan fiskal biasanya didasarkan kepada besaran asumsi dan belanja yang ditetapkan.

"Selama ini alokasinya tidak terlalu besar, yang paling aman Rp15 triliun hingga Rp20 triliun," kata Hafiz. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009