Jakarta (ANTARA) - Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) mendorong seluruh pelatih dan atlet pelatnas dan pelatda yang dipulangkan agar beradaptasi dengan mekanisme pelatihan baru di tengah pandemi COVID-19.

"Kita harus beradaptasi, dan kita berharap semoga pandemi ini lekas selesai agar bisa menyusun program latihan lanjutan," kata Direktur Pelatnas PB PASI Mustara Musa dalam diskusi virtual yang diikuti ANTARA di Jakarta, Rabu.

Pandemi COVID-19 yang hingga saat ini belum teratasi berdampak pada jalannya program di seluruh dunia. Akibatnya, program latihan dan kompetisi lokal pun ikut terpengaruh kondisi tersebut, katanya.

Baca juga: Zohri latihan mandiri berbekal program dari pelatih

Cabang olahraga atletik yang menjadi salah andalan Indonesia di Oimpiade juga dipastikan tak bisa menjalankan kegiatan nasional atau mengikuti kejuaraan kualifikasi hingga akhir tahun.

"Di Jakarta saja setiap tahun ada lima sampai enam kejuaraan atletik, karena pandemi sekarang jadi berhenti. Begitu juga di tingkat internasional tidak ada kegiatan. Kita selaku pembina dan pelatih harus mencari program baru," kata Musa yang juga menjabat Ketua Pengda PASI DKI Jakarta.

Keputusan PB PASI untuk memulangkan atlet pelatnas dan pelatda pada bulan Maret diikuti siasat agar pelatih bisa mengawasi kegiatan para atlet dan memastikan stamina mereka tetap terjaga.

Hal yang tak kalah penting juga memastikan agar semua komponen PB PASI bisa mengikuti protokol kesehatan COVID-19, tutur Musa.

"Sejauh ini dari pengawasan kami semua atlet mengikuti protokol dan belum ada atlet yang kena, latihan untuk mematuhi protokol harus menjadi perhatian. Para atlet dan pelatih harus mengutamakan kesehatan. Kalau kita sakit ya tidak bisa berlatih atau menjalankan aktivitas yang lain," katanya.

Baca juga: PB PASI siapkan program efisiensi dana pelatnas

Dalam webinar ini, Sekretaris Umum PB PASI Tigor M. Tanjung juga mengingatkan agar pelatih harus mengawasi secara ketat atlet yang dipulangkan.

Akibat kosongnya agenda kualifikasi Olimpiade tahun ini, atlet pelatnas yang dipulangkan hanya memiliki program latihan dan perlengkapan yang kurang maksimal.

"Kami sudah bayangkan jika nantinya pelatnas 2021 akan berjalan tidak terlalu baik kalau hanya mengandalkan model latihan seperti sekarang," tutur Tigor.

Selain adaptasi latihan dan kesehatan, PB PASI juga menekankan pentingnya faktor keamanan hingga kesehatan mental sebagai pokok perhatian dalam masa pandemi.

Baca juga: Sapwaturrahman latihan mandiri di rumah selama pandemi COVID -19
Baca juga: Atletik Dunia kucurkan dana Rp8 miliar bantu finansial atlet

Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2020