Keberhasilan dalam pengembangbiakan satwa melalui program konservasi saat ini bukan hanya kelahiran mamalia besar saja, tetapi ada beberapa satwa yang berhasil berkembangbiak, di antaranya burung kasturi raja yang tergolong langka
Cisarua, Bogor (ANTARA) - Seekor bayi gajah pejantan di Taman Safari Indonesia (TSI) Kawasan Puncak Cisarua Kabupaten Bogor Jawa Barat diberi nama Covid karena lahir di tengah pandemi virus corona jenis baru (COVID-19).

"Gajah yang diberi nama Covid ini lahir dari induk betina bernama Nina berusia 46 tahun, sedangkan gajah pejantannya bernama Kodir diperkirakan usianya 44 tahun. Keduanya berasal dari Riau," ujar salah seorang "keeper" di TSI Bogor, Sodik, di Bogor, Minggu.

Ia menyebutkan satwa dengan nama latin Elephas maximus sumatranus itu, lahir pada Selasa (28/4), pukul 02.25 WIB, sedangkan ari-arinya sudah terpantau keluar dari induknya sekitar pukul 04.13 WIB.

"Covid dalam keadaan kondisi sehat dan lincah, tingkahnya sangat menggemaskan. Sesekali nampak Covid mendekati mendekati induknya," kata dia.

Baca juga: Satwa TSI Bogor tetap dapat perawatan meski tak terima pengunjung

Direktur Taman Safari Indonesia Jansen Manansang menyebutkan kelahiran Covid menambah populasi gajah di TSI Bogor menjadi 51 ekor.

"Keberhasilan dalam pengembangbiakan satwa melalui program konservasi saat ini bukan hanya kelahiran mamalia besar saja, tetapi ada beberapa satwa yang berhasil berkembangbiak, di antaranya burung kasturi raja yang tergolong langka," ujarnya.

Namun, kata dia, penutupan TSI Bogor dampak pandemi COVID-19 berimbas tidak adanya pemasukan dari pengunjung.

Oleh karena itu, pihaknya terpaksa melakukan langkah penghematan dalam memberikan perawatan satwa.

Ia menyebutkan Taman Safari Bogor terbuka dalam menerima bantuan atau donasi dari seluruh lapisan masyarakat, khususnya bagi para pencinta satwa yang ingin membantu program konservasi satwa.

Baca juga: BBKSDA Riau ungkap penyebab kematian gajah di Bonbin Kasang Kulim
Baca juga: Hadapi pandemi COVID-19, kebun binatang terapkan metode khusus

Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020