Jakarta (ANTARA) - PDIP DKI Jakarta berharap tidak perlu Pembatasan Sosial Berskala Besar tahap ketiga jika evaluasi dua PSBB sebelumnya menunjukkan penurunan kasus yang cukup signifikan.

"Mudah-mudahan hasil evaluasinya menurun sehingga tidak perlu ada PSBB tahap ketiga supaya bisa kembali normal," kata Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono di Jakarta, Rabu.

Untuk itu, Gembong mengimbau kepada warga untuk menaati aturan PSBB agar tujuan pemerintah menekan COVID-19 tercapai. Bila masyarakat tak patuh, dikhawatirkan virus corona lama di Jakarta dan akan berimbas pada perekonomian DKI.

Adapun selama dua periode pelaksanaan PSBB, Gembong menilai, masyarakat semakin memiliki kesadaran kolektif untuk taat. Namun demikian dia menyayangkan Pemda DKI kurang ketat dalam mengawasi pelaksanaan PSBB.

"Jadi dua periode ini kesadaran masyarakat makin meningkat, tapi penegakan dari pemprov justru tidak nampak," kata Gembong.

Baca juga: Pelanggar PSBB di Cempaja Putih harus menyanyikan lagu nasional
Baca juga: Sanksi pelanggar PSBB di Jakbar, menyapu hingga membersihkan WC
Petugas gabungan memberikan hukuman push up kepada warga yang tidak memakai masker saat razia Pembatasan Sosial Berskala Besar(PSBB) di Kawasan Jalan Fatmawati, Jakarta, Selasa (28/4/2020). ANTARA FOTO/Reno Esnir/foc.
Pemprov DKI Jakarta telah menerbitkan Pergub 41 Tahun 2020 tentang Sanksi Bagi Pelanggar Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang ditandatangani pada 30 April 2020 dan dipublikasi sejak Senin (11/5) lalu.

Menurut Gembong, aturan tersebut bisa menjadi rambu-rambu dalam menjalankan PSBB tahap ketiga jika kemudian akan dilaksanakan.

"Tapi bagi kami yang terpenting, pertama pemprov harus ketat, yang kedua kesadaran kolektif masyarakat harus ditingkatkan, ketiga konsisten dilakukan. Semuanya harus pada level yang tinggi, apalagi sebentar lagi lebaran di mana kultur Indonesia mengenai silaturahmi ini sangat tinggi," kata Gembong.

"Karena itu, Pemprov harus hati-hati betul menerapkan regulasi, perlu kajian yang komprehensif, lengkap supaya pelaksanaan lebaran betul-betul bisa menjaga semua. Silaturahmi bisa berjalan baik, tetapi kita tetap terjaga protokol kesehatannya," kata Gembong.

Pada Selasa (12/5) kasus sembuh corona mengalami kenaikan tajam hingga 427 orang dari hari sebelumnya sebanyak 835 jiwa sehingga menjadi 1.262 orang. Kemudian kasus terpapar COVID-19 di Jakarta pada Selasa sebanyak 5.303 orang, sedangkan meninggal dunia mencapai 456 orang.

"Jumlah pasien meninggal dunia sebanyak 456 orang," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia di Jakarta, Selasa (12/5).

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020