sisa 10 orang lebih yang masih perawatan
Makassar (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Maros merilis bahwa 21 pasien positif COVID-19 telah dinyatakan sembuh hingga Kamis 8 April 2020.

"Kita perbaiki gizinya, apa keinginannya sehingga mereka cepat sehat. Alhamdulillah, dari 36 itu, kalau berdasarkan hasil swab sudah 21 negatif," ungkap Bupati Maros, Hatta Rahman pada kunjungan Gubernur Sulsel, Prof HM Nurdin Abdullah di Posko Gugus Tugas Maros, Jumat.

Kabupaten Maros hingga Kamis, 8 April 2020 memiliki jumlah PDP 19 orang dan ODP 201 orang. Pasien ini terdiri dari empat klaster di Maros, yakni klaster umroh, bandara, pendatang dan ijtima.

Baca juga: BNNP Sulsel gelar "rapid test" kepada seluruh stafnya
Baca juga: Sulsel optimistis daerah pertama deklarasi bebas COVID-19


Hatta Rahman menyampaikan setiap klaster dengan karakteristik berbeda dilakukan isolasi dan perbaikan gizi.

"Jadi sisa 10 orang lebih yang masih perawatan dan itu Orang Tanpa Gejala (OTG. Cuma dua dirawat dan itu pun gejalanya ringan," kata Hatta Rahman.

Menurut Hatta, penanganan COVID-19 di Kabupaten Maros telah cukup membuahkan hasil padahal belum memberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), sehingga ia optimistis akhir Mei dapat terbebas dari pandemi ini.

Baca juga: Gubernur sebut PSBB Gowa berdampak besar untuk Makassar
Baca juga: 17 kasus COVID-19 di Lutra Sulsel dari santri Temboro


Hatta juga mengapresiasi program Wisata COVID-19 yang digagas Pemprov Sulsel, sebab membantu daerah untuk menyelesaikan persoalan COVID-19 ini.

"Kami apresiasi program wisata COVID-19 yang dicetuskan pak Gubernur sehingga kita di daerah juga tidak terlalu terbebani. Begitu ada, kita kirim ke sana," katanya.

Menurut dia, program itu merupakan inovasi yang sangat baik agar kabupaten/kota tetap bersinergi dengan pihak Pemprov. Alhasil Sulsel menjadi wilayah dengan tingkat persentase kesembuhan tertinggi di Indonesia.

Baca juga: Gubernur resmikan RSSR pekan depan untuk tangani pasien COVID-19
Baca juga: Kapolda Sulsel keliling daerah pantau Operasi Aman Nusa II


Sementara Gubernur Sulsel, Prof HM Nurdin Abdullah menyampaikan pasien positif dapat sehat dan sembuh dengan cepat karena dukungan pemberian gizi yang diberikan.

"Pak Bupati berikan gizi yang luar biasa sesuai permintaan pasien, itu hebat. Misalnya minta apel atau susu beruang itu dipenuhi semua. Jadi intinya pemberian gizi sangat menentukan tingkat kesehatan," ujarnya.

Menurut dia, itu yang patut dicontoh, tidak hanya mengisolasi tetapi juga disertai dengan jaminan gizi yang tentu berdampak pada tingkat kesembuhan semakin tinggi.

Gubernur juga menyampaikan walaupun Maros tidak memberlakukan PSBB, namun pada prinsipnya telah menjalani hal-hal yang diberlakukan pada PSBB.

"Apa yang harus diberlakukan di PSBB juga sebenarnya sudah dilakukan oleh Pak Bupati," imbuhnya.

Nurdin Abdullah mengemukakan dalam penanganan COVID-19, bukan hanya soal besarnya anggaran tetapi kepatuhan yang paling utama.

Baca juga: MRI-ACT gagas pasar murah daring di Bantaeng-Sulsel saat pandemi
Baca juga: Sekar PT Telkom berikan bantuan peduli COVID-19 untuk ACT Sulsel
Baca juga: ACT Sulsel berdayakan petani siapkan pangan gratis

Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020