Jakarta (ANTARA News) - International Folklore, sebuah budaya mancanegara yang lahir atas prakarsa Unites Nations Educational dan Scentific Cultural Organization (UNESCO), mulai digelar di Taman Impian Jaya Ancol Jakarta, Kamis.

Director of Festival "International Folklore Festival", Noviarifta Ilyas, di Jakarta, Kamis, mengatakan, di negara-negara maju Folklore telah cukup dikenal dan menjadi agenda tahunan, namun untuk Indonesia, kegiatan itu masih baru diperkenalkan.

Dalam kegiatan tersebut, kata Noviarifta, ditampilkan tari-tarian khas dari lima negara yang hadir yakni, Polandia, India, Filipina, dan Malaysia, dan tuan rumah Indonesia.

Tuan rumah menampilkan tarian dari sanggar tari Ramadita, Ayodiapala dan Gita Persada. Mereka menarikan berbagai kesenian daerah Betawi, Jakarta, Aceh dan Minang.

Sedangkan Polandia menampilkan tarian "polonez", di mana kostum pria menggambarkan sejarah perang para tentara Polandia. Dan India menampilkan tarian "kalapati" yang menggambarkan sepasang merpati yang terbang beriring-iringan.

Kemudian tarian "jota quirino", yaitu tarian yang berasal dari Filipina, merupakan tarian abad ke-19. Tarian tersebut menggunakan bambu dan dimainkan oleh laki-laki.

Malaysia menghadirkan tarian "songket" yang menceritakan asal mula kain sarung yang merupakan pakaian khas Malaysia.

Dia mengaku tahun ini hanya mampu mengundang empat negara, karena krisis dan menjelang pilpres.

"Namun, untuk tahun depan kita berusaha dapat mengundang 10 negara dalam festival yang sama," katanya.

Selain itu, pada festival tahun 2010 pihaknya berencana menampilkan kesenian tradisional Indonesia bagian Timur, seperti dari Papua, Nusa Tenggara Barat dan Timur, Sulawesi dan Kalimantan.

Ia mengaku prihatin terhadap putra-putri Indonesia yang mulai melupakan kesenian dan budaya sendiri, akibat modernisasi.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009