Jakarta (ANTARA) - Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Migas Indonesia (KSPMI) Faisal Yusra menyampaikan bahwa perlindungan dan kesejahteraan buruh masih menjadi salah satu hal yang masih harus diperjuangkan.

"Di hari buruh ini, buruh Indonesia masih tetap berjuang untuk meningkatkan perlindungan dan kesejahteraan," ujar Faisal Yusra ketika dihubungi di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan ditengah pandemi COVID-19 ini, buruh semakin terpuruk karena banyak perusahaan yang mulai melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).

"Dengan kondisi sekarang ini bagaimana jaring pengaman sosial bagi buruh di Indonesia karena mulai banyak PHK. Kita harapkan pengawasan pemerintah ditingkatkan terhadap perlindungan bagi pekerja atau buruh di Indonesia terkait dampak dari wabah COVID-19," ucapnya.

Baca juga: Perusahaan diminta untuk tetap membayar THR buruh

Saat ini, menurut dia, buruh juga masih dihadapkan oleh pekerja kontrak yang nantinya bakal menjadi pengangguran baru setelah kontraknya selesai hingga berada di bawah bayang-bayang PHK.

Padahal, lanjut dia, buruh merupakan kekuatan penting dalam menjaga perekonomian. Buruh merupakan "sokoguru" yang juga akan menentukan perjalanan suatu bangsa menuju kehidupan yang lebih baik.

"Lalu buruh di mata pemerintah seperti apa, apakah menjadi soko guru bagi ekonomi bangsa atau tidak," ucapnya.

Baca juga: Di Hari Buruh, Presiden KSPI peringatkan darurat PHK akibat COVID-19

Secara terpisah, Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu, Arief Poyuono mengatakan bahwa tahun ini, merupakan tahun kelam bagi keberlangsungan hidup buruh seiring mewabahnya COVID-19.

"Akibat dampak pandemi COVID-19, miliaran buruh formal dan informal kehilangan pekerjaan dan pendapatannya," ucapnya.

Di tengah pandemi COVID-19 ini, ia mengharapkan agar para buruh disiplin mengikuti aturan pemerintah, hidup sehat dan jangan mudah terprovokasi.

"Jadikan Hari Buruh untuk melawan dan mencegah serta mengurangi penyebaran pandemik COVID-19. Dengan ikuti aturan pemerintah, disiplin hidup sehat dan jangan mudah terprovokasi," ucapnya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020