Dengan mekanisme pemantauan tersebut, data warga terdampak COVID-19, baik secara kesehatan maupun ekonomi hingga wilayah RT bisa lebih akurat
Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengajak masyarakat untuk meningkatkan rasa saling peduli dan bahu membahu utamanya di lingkungan masing-masing di tengah wabah Covid-19,

Lestari Moerdijat di Jakatra, Selasa, mengatakan wabah COVID-19 bukan hanya menggerogoti sisi kesehatan tetapi telah menghantam sektor ekonomi. Lestari merujuk konsep 'Satgas Jogo Tonggo' (jaga tetangga) di setiap Rukun Warga (RW) di Jawa Tengah sebagai salah satu contoh upaya meningkatkan kepedulian antarwarga.

"Satgas Jogo Tonggo yang diterapkan di Jawa Tengah dengan konsep saling menjaga tetangga yang terdampak wabah secara ekonomi maupun yang terpapar COVID-19, bisa menjadi sebuah gerakan nasional untuk meredam dampak wabah COVID-19," kata dia.

Baca juga: Ketua MPR nilai penerapan PSBB belum maksimal

Konsep satuan tugas Jogo Tonggo di Jawa Tengah itu, menurut Wakil Ketua MPR dengan sapaan akrab Rerie tersebut diketuai oleh ketua RW dibantu para ketua RT,

Satgas beranggotakan tim kesehatan, tim ekonomi, serta tim keamanan. Ketua Satgas diwajibkan melaporkan kegiatan sehari-hari pada pihak desa atau kelurahan.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam keterangan tertulisnya menyebutkan, pelaksanaan Satgas Jogo Tonggo mencakup dua hal, yaitu jaring pengaman sosial dan keamanan, serta jaring ekonomi.

Jaring pengaman sosial dan keamanan meliputi sosialisasi, pendataan, dan pemantauan warga. Sedangkan jaring pengamanan ekonomi akan memastikan tidak ada satu pun warga yang kelaparan selama wabah dan mengusahakan kegiatan ekonomi warga berjalan dengan baik pascawabah.

"Dengan mekanisme pemantauan tersebut, data warga terdampak COVID-19, baik secara kesehatan maupun ekonomi hingga wilayah RT bisa lebih akurat," ucap Rerie.

Baca juga: Ketua MPR dukung Pemda tes COVID-19 massal di lokasi padat penduduk

Rerie menilai wabah COVID-19 bukan saja menghantam masyarakat yang berada di kelompok ekonomi bawah, tetapi juga sudah menghantam kelas pekerja yang selama ini dikelompokkan sebagai masyarakat kelas menengah.

"Saya mendapat masukan, banyak yang kehilangan penghasilan. Hal itu menyebabkan para pekerja ini tidak punya lagi kemampuan bertahan hidup, secara umum, mereka terlihat baik-baik, tapi mereka mulai terdampak secara ekonomi," ujarnya.

Karena itu, apabila di setiap daerah di Indonesia menerapkan mekanisme pemantauan serupa dengan Jogo Tonggo, politisi Partai NasDem itu beranggapan bukan hanya deteksi dini warga yang terpapar COVID-19 saja yang bisa dilakukan lebih cepat dan tepat tetapi juga soal dampak ekonomi.

Kemudian, Rerie menambahkan melalui konsep itu persoalan data warga terdampak yang tumpang tindih dan bantuan sosial yang salah sasaran bisa segera diatasi.

Sehingga, menurut Rerie berbagai program yang disalurkan pemerintah pusat, daerah dan swasta untuk menanggulangi kelompok terdampak COVID-19 bisa tepat sasaran dan langsung dirasakan masyarakat.

Baca juga: Bamsoet: MA respon positif laporan lembaga di Sidang Tahunan MPR

Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2020