Tim penanganan misi tersebut mulai menyelenggarakan pertemuan di Kennedy Space Center di Florida pukul 14.00 waktu setempat (15:00 WIB) guna membahas perbaikan itu, demikian dikutip dari AFP.
Beberapa pejabat NASA direncanakan menyelenggarakan taklimat Ahad malam waktu setempat guna mengumumkan jadwal perubahan sementara peluncuran.
Tim teknisi sebelumnya tiba di Launch Pad 39A di pusat antariksa tersebut, di dekat Ground Umbilical Carrier Plate (GUCP), yang berdampingan dengan tangki-luar bahan bakar yang berada di bagian luar pesawat ulang-alik itu.
Mereka direncanakan kemudian memulai mengganti katup di beberapa tempat penghubungan internal piringan tersebut.
Kebocoran di dalam sistem saluran udara dideteksi Sabtu pagi, hanya beberapa jam sebelum peluncuran pesawat tersebut, sebagaimana direncanakan.
Sistem itu digunakan untuk membawa kelebihan hidrogen secara aman menjauh dari tempat peluncuran.
Satu saluran mengarah dari piringan pengantar ke "corong api", tempat kelebihan hidrogen secara aman dibakar jauh dari tempat peluncuran.
Kebocoran pada pesawat ulang-alik, kata badan antariksa AS, sama dengan kebocoran yang membatalkan usaha peluncuran pertama misi STS-119 pada Maret.
Para insinyur berencana menggunakan metode perbaikan yang sama yang mengarah kepada keberhasilan peluncuran Discovery pada upaya keduanya.
Para pejabat mengatakan tanggal baru sasaran peluncuran Endeavour tanggal 17 Juni juga menimbulkan konflik saat NASA telah menjadwalkan peluncuran pada hari itu satelit penyensor dan pengamatan kawah Bulan (LRO/LCROSS), yang dijadwalkan diletakkan di ujung satu roket Atlas V dari Stasiun Angkatan Udara Cape Canaveral, Florida.
Namun NASA mungkin memprioritas Endeavour, yang jendela peluncuran Juni-nya ditutup pada Sabtu. Jika kemudian izin peluncuran terbukti tak diperoleh, satu-satunya tanggal peluncuran yang ada paling cepat adalah 11 Juli.
LRO/LCROSS memiliki jendela peluncuran lain pada akhir Juni.
Ketika Endeavour akhirnya lepas-landas, itu akan menjadi misi ke-32 ke ISS, yang mengorbit 350 kilometer di atas Bumi, dan yang terakhir dari tiga misi guna merakit laboratorium Jepang, Kibo, di stasiun antariksa yang mengorbit.(*)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009
