Caracas (ANTARA News/AFP) - Presiden Venezuela Hugo Chavez menyatakan ia terhindar dari satu komplotan intelijen Amerika Serikat untuk membunuhnya, sebuah langkah yang diperkirakan akan memperkeruh hubungan negara itu dengan AS.

Chavez, yang tampil di media pemerintah untuk pertama kali sejak menghilang di tengah-tengah acara maraton di televisi hampir empat hari sebelumnya, menyatakan ia terhindar dari satu komplotan pembunuhan di El Salvador tempat ia menghadiri pelantikan presiden baru negara itu.

"Informasi itu sangat khusus. Rencana itu siap dilakukan, mereka akan melaksanakan serangan terhadap saya setibanya di San Salvador," kata Chavez seraya menerangkan pembunuhan itu dilakukan melalui tembakan satu atau beberapa rudal terhadap pesawat jet Cubana yang disiapkan untuk kunjungan di Maiquetia, bandara internasional utama Caracas.

Chavez, sekutu dekat Kuba yang komunis, mengatakan ia menerima informasi menyangkut komplotan itu dari Presiden Nikaragua Daniel Ortega nmaun dia tidak menjelaskan lebih jauh.

"Para anggota komplotan kudeta Venezuela datang ke San Salvador dua pekan lalu. Saya tahu mereka. Mereka adalah salah satu dari yang berikrar akan membunuh saya," ungkapnya.

Chavez tidak menuduh secara langsung Presiden AS Barack Obama, sebaliknya menyebut operasi kegiatan badan intelijen AS itu di luar wewenang presiden AS.

"Saya tidak menuduh Obama. Saya kira presiden Amerika Serikat itu memiliki niat baik. Tetapi di atas dan di bawah Obama, ada CIA, dan semuanya berada di bawah kekuasaannya. Saya tidak ragu badan-badan intelijen AS berada di belakang rencana ini," kata Chavez.

Ia mengklaim orang-orang "Luis Posada Carriles juga berada di belakang rencana ini," kata Chavez tentang komplotan untuk membunuhnya, dan mendesak Obama mengekstradisi buronan itu ke Venezuela.

Presiden Venezuela itu tidak muncul dalam program televisinya "Alo Presiden" Jumat petang, yang memicu spekulasi tentang keberadaan dan kondisi kesehatannya.

Ia secara tidak diduga berada di negara bagian Vargas, Venezuela utara, pantai Karibia, Selasa.

Ada foto-foto ia berbicara melalui telepon -- tampaknya dengan Menlu Nicolas Maduro -- di Honduras dalam satu pertemuan Organisasi Negara Amerika (OAS).

Ini adalah pertama kali ia tampil di depan umum sejak program televisinya ditunda tanpa pemberitahuan dan menurut rencana akan memulai kembali acara itu, Minggu, yang kembali dibatalkan "karena kesulitan teknis."

Desas-desus juga beredar, Chavez, Senin membatalkan kunjungan ke El Salvador untuk menghadiri pelantikan Presiden Mauricio Funes, karena Chavez mengkhawatirkan keselamatannya tidak terjamin jika datang ke negara itu.

Pada Selasa Chavez di televisi pemerintah mengadukan keluhan kepada menteri luar negeri Kuba tentang tuntutan yang menyakitkan hati dari Washington terhadap Kuba.

Amerika menyerukan pulau yang diperintah komunis itu membebaskan para tahanan politik sebelum Havana dapat bergabung kembali dalam Organisasi Negara Amerika.

Posada Carriles, seorang warga Venezuela kelahiran Kuba, adalah mantan agen rahasia CIA yang dicari Venezuela karena terlibat dalam jatuhnya sebuah pesawat milik maskapai penerbangan Kuba tahun 1976.

Ia ditahan di AS tahun 2005 atas tuduhan melanggar undang-undang keimigrasian, tetapi dibebaskan Mei 2007 setelah seorang hakim federal di Texas menolak dakwaan itu.

Posada Carriles dipenjarakan di Venezuela tahun 1976 karena dituduh mendalangi jatuhnya pesawat Kuba itu. Ia lari tahun 1985 dan dihukum delapan tahun penjara di Panama karena terlibat dalam komplotan ledakan bom tahun 2000 untuk membunuh Presiden Kuba Fidel Castro, dan diberi pengampunan empat tahun kemudian.

Dokumen-dokumen rahasia AS yang telah diungkapkan menunjukkan ia bekerja untuk CIA dari tahun 1965 sampai Juni 1976. Ia juga dilaporkan membantu pemerintah AS mengangkut pasokan untuk pemberontak Contra yang melakukan pemberontakan berdarah untuk menggulingkan pemerintah Sandinista yang sosialis di Nikaraguaa tahun 1980-an. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009