Makassar (ANTARA News) - Ketua Umum Pengurus Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama, Khofifah Indar Parawansa menyatakan, tak akan memaksakan pilihan politik pada kader organisasi perempuan NU tersebut.

Secara institusi tidak ada garis politik dalam kegiatan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Muslimat Nahdlatul Ulama ini, kata Khofifah di sela persiapan pembukaan rakernas dan ulang tahun ke-63 Muslimat NU di Makassar, Kamis petang.

Dia juga menampik bahwa organisasi sayap NU tersebut, dianggap mendukung pasangan Jusuf Kalla - Wiranto dengan mengadakan rakernas di wilayah basis massa JK pada saat jelang Pilpres 2009.

Dalam rakernas, kata dia, pengurus Muslimat NU hanya memberikan sejumlah pertimbangan pada pembahasan materi memilih pemimpin, namun pada akhirnya pilihan calon presiden dan wakil presiden yang ideal diserahkan sepenuhnya ke individu kader.

Dalam rakernas yang berlangsung 28 Mei-1 Juni tersebut, fokus pembahasan materi akan lebih ditekankan pada masalah-masalah yang terkait dengan perempuan.

Selain materi pemimpin, pada hari pertama juga akan dibahas masalah aborsi, nikah dini, gugat cerai serta nikah siri dan nikah mut`ah.

Sementara materi pada hari kedua, yakni pembahasan masalah sewa rahim, bank sperma dan ASI. Selain itu, masalah khitan perempuan dan fighun nisa` haji perempuan.

Perumusan masalah-masalah tersebut akan dilakukan Dewan Pakar PP Muslimat NU pada sesi akhir, namun Khofifah mengatakan hasilnya bukan dalam bentuk fatwa tapi berupa rekomendasi.

Rakernas yang dirangkaikan dengan peringatan ulang tahun tersebut dihadiri pengurus 33 pimpinan wilayah dan 413 pimpinan cabang berjumlah 1.057 orang.

Jusuf Kalla akan membuka rakernas tersebut pada Jumat (29/5) siang. Khofifah memperkirakan 2.500 orang akan hadir dalam acara bertema "Revitalisasi Institusi Layanan Muslimat NU" tersebut.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009