saat ini terdapat 70 rumah sakit yang menangani pasien COVID-19, di antaranya 13 rumah sakit rujukan dengan 1.300 orang masih dirawat serta 707 orang antre menunggu hasil laboraturium
Jakarta (ANTARA) - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebutkan terdapat 885 orang yang dinyatakan positif virus corona baru atau COVID-19, 90 orang meninggal, dan 53 orang dipastikan sembuh per 2 April 2020.

Anies juga mengatakan sebanyak 561 pasien masih dalam perawatan dan 181 orang melakukan isolasi mandiri.

“Artinya case fatality rate-nya 10 persen dan angka itu dua kali lipat dibandingkan angka rata-rata global. Angka global 4,4 persen jadi ini sangat mengkhawatirkan,” katanya dalam rapat telekonferensi bersama Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin di Jakarta, Kamis.

Anies menyatakan pihaknya terus memonitor data kasus COVID-19 melalui Kementerian Kesehatan serta Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta agar dapat diketahui pergerakan wabah tersebut.

“Kami melihat pertumbuhan kasus di Jakarta itu masih tinggi dan saya sampaikan kenapa kami melihat bukan saja data dari Kementerian Kesehatan tapi juga data dari pemakaman,” katanya.

Ia pun mengaku telah memonitor kasus COVID-19 sejak Januari dengan membuat langkah berupa koordinasi bersama pengelola rumah sakit di Jakarta agar fasilitas kesehatan dapat disiapkan lebih awal.

Baca juga: Wapres pastikan Gubernur DKI jalankan PP, Keppres penanganan COVID-19

Baca juga: Anies Baswedan prioritaskan "rapid test" bagi tenaga medis

Baca juga: Anies imbau masyarakat batasi ruang interaksi terkait COVID-19


Anies menjelaskan saat ini terdapat 70 rumah sakit yang menangani pasien COVID-19, di antaranya 13 rumah sakit rujukan dengan 1.300 orang masih dirawat serta 707 orang antre menunggu hasil laboraturium.

Ia pun meminta agar dukungan dari BPJS Kesehatan dapat lebih lancar sehingga tidak ada keterlambatan dalam pembayaran berbagai biaya karena rumah sakit harus bergerak cepat dalam menangani pasien COVID-19.

“70 rumah sakit itu mayoritas swasta dan mereka harus bergerak cepat mengelola cash flow-nya juga tidak mudah sedangkan yang harus ditangani jumlahnya banyak,” ujarnya.

Tak hanya itu, Anies juga berharap agar kecepatan dalam melakukan tes COVID-19 dapat lebih ditingkatkan sehingga mampu dideteksi dan ditangani lebih awal.

“Banyak dari kasus itu terlambat tahunya dan penanganannya akibatnya fatal atau kita terlambat mendeteksi sehingga dia sudah menularkan kepada yang lainnya,” katanya.

Anies menuturkan Pemda DKI telah membuat laboraturium untuk ekstraksi sehingga diharapkan dapat membantu meningkatkan kecepatan dalam melakukan tes COVID-19 kepada para warganya.

“Jakarta sedang membuat laboraorium untuk ekstraksi jadi bisa melakukan testing dengan cepat. Kami Alhamdulillah sudah mengkonsolidasikan dari laboratorium yang ada di Jakarta untuk meningkatkan kapasitas kita,” katanya.

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2020