Di balik bahaya ada peluang. Bagaikan pedang bermata dua, bisa untuk 'membunuh musibah' atau 'bertahan hidup'
Yogyakarta (ANTARA) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X berharap warganya menerapkan sikap tawakal (pasrah kepada Tuhan) disertai ikhtiar (berusaha) dalam menghadapi wabah Virus Corona baru atau COVID-19.

"Di masa tanggap darurat bencana Virus Corona ini, kita harus menghadapinya dengan sikap sabar, tawakal, tulus ikhlas, pasrah lahir batin disertai ikhtiar yang berkelanjutan," kata Sultan, saat menyampaikan pesan kepada masyarakat, di Bangsal Kepatihan, Yogyakarta, Senin.

Selain sebagai Gubernur DIY, Sultan HB X menyampaikan pesan itu selaku Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Dalam kesempatan tersebut, Sultan pun menyebut situasi saat ini serupa yang digambarkan oleh Pujangga Jawa Ranggawarsito dalam Serat Kalatidhanya sebagai zaman penuh keraguan.

"Suasana tidha-tidha (ragu-ragu) yang sulit diramal, penuh rasa was-was. Saya mohon para warga agar bersama-sama memanjatkan doa ke haribaan Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, agar kita diberi petunjuk di jalan lurus-Nya, kembali pada ketenteraman lahir dan batin," kata Sultan.

Islam, kata dia, juga mengajarkan bahwa di balik cobaan, selalu ada kemudahan yang datang. Di sisi lain, menurutnya, kemudahan pun terkadang dapat membuat orang terlena.

"Suasana dualistis ini ibarat mata uang logam. Di balik bahaya ada peluang. Bagaikan pedang bermata dua, bisa untuk 'membunuh musibah' atau 'bertahan hidup'," kata dia.

Menurut Sultan, berbeda dengan saat peristiwa bencana gempa bumi yang melanda Yogyakarta pada 2006, Virus Corona jenis baru tak bisa dirasakan dan menyerang tubuh tanpa terduga.

Menghadapi hal itu, kata dia, selayaknya masyarakat mampu menjaga kesehatan, laku prihatin, serta wajib menjalankan aturan baku dari sumber resmi yang terpercaya.

"Saya yakin, karena rakyat Yogyakarta memiliki kadar literasi yang tinggi, tentu bisa membedakan mana yang berita hoaks serta mana-mana yang benar dan nalar," kata dia.

Bukan dengan 'lock-down', menurut dia, warga Yogyakarta mampu mengatasi situasi saat ini dengan menumbuhkan kewaspadaan disertai laku spiritual dengan memohon perlindungan dari Sang Pencipta.

"Menenangkan batin dan menguatkan kepercayaan diri agar 'eling lan waspada' (ingat dan waspada). 'Eling' atas maha pencipta dengan laku spiritual, lampah ratri, zikir malam, mohon pengampunan dan pengayoman-Nya," katanya pula.
Baca juga: Kontak erat pasien balita positif COVID-19 ditelusuri Dinkes Yogya

Ia mengimbau masyarakat yang merasa tidak sehat agar sukarela berinisiatif mengisolasi diri selama 14 hari secara mandiri.

"Kalau merasa tidak sehat harus memiliki kesadaran dan menerima kalau wajib mengisolasi diri pribadi selama 14 hari, sama dengan masa inkubasi penyakitnya," kata Sultan.

Sultan juga meminta masyarakat Yogyakarta dapat menjaga diri serta keluarga dari COVID-19 dengan menerapkan jarak aman dalam berinteraksi serta menghindari kerumunan kecuali kondisi amat mendesak.

"Tidak usah pergi keluar-keluar apalagi menuju tempat baik provinsi atau kabupaten yang dikatakan zona merah," kata dia pula.

Menurut data Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, hingga 22 Maret 2020 total tercatat sebanyak lima pasien positif COVID-19 yang satu di antaranya telah dinyatakan sembuh.

Data Pemda DIY juga menunjukkan bahwa hingga 22 Maret 2020, pemeriksaan COVID-19 sudah dilakukan pada 76 orang, 20 di antaranya hasilnya negatif, 58 lainnya masih dalam tahap pemeriksaan, dan 2 meninggal sebelum keluar hasil laboratorium.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2020