Jakarta (ANTARA) - Klub-klub Liga Spanyol jadi sasaran kritik oleh presiden federasi sepak bola setempat RFEF, Luis Rubiales, karena melakukan tes COVID-19 ke pemain-pemainnya yang tidak memperlihatkan gejala apapun.

Padahal, menurut Rubiales, boleh jadi ada lebih banyak orang di Spanyol yang membutuhkan fasilitas pemeriksaan COVID-19 mengingat negara itu merupakan negara Eropa kedua setelah Italia dengan temuan kasus terbanyak.

Baca juga: 35 persen skuat Valencia positif corona

Data pemerintah Spanyol terkini menyatakan sedikitnya 491 orang meninggal setelah lebih dari 11.000 orang dinyatakan positif COVID-19 dan sebagian daerah diterapkan kebijakan lockdown.

"Mengetahui hidup banyak orang jadi taruhannya, tentu tak patut menggelar tes massal ke pesepak bola ketika banyak orang yang lebih membutuhkan," kata Rubiales dalam jumpa pers dilansir Reuters, Rabu WIB.

"Hasilnya bagi para pemain tetap sama, jika mereka positif dan tanpa gejala parah mereka diharuskan swakarantina di rumah masing-masing. Melakukan tes ke seluruh pemain seperti itu tampak tidak perlu dan cenderung tak patriotik di kondisi sekarang," ujarnya menambahkan.

Baca juga: Tidak hanya La Liga, Spanyol juga tangguhkan kompetisi lainnya

Sejumlah klub Spanyol, termasuk Valencia, melakukan tes COVID-19 ke seluruh pemainnya. Valencia pada Senin (16/3) mengumumkan 35 persen skuat tim utama dan stafnya positif tertular COVID-19 tanpa memperlihatkan gejala apapun.

La Liga Spanyol musim 2019/20 saat ini tengah ditangguhkan sebagai pencegahan persebaran COVID-19, tetapi dipastikan Rubiales akan tetap dirampungkan menyusul keputusan UEFA mengundurkan Euro 2020 ke tahun depan.

Baca juga: Resmi tunda Euro, UEFA reka ulang jadwal rampungkan liga-liga
Baca juga: Euro dan Copa America diundur, Piala Dunia Antarklub ikut terdampak

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2020