Lentera di Desa Musik Tiehua, Kota Taitung, Taiwan. (Antara/Aubrey Fanani)


Tak hanya menikmati lentera, saat malam hari banyak musisi-musisi unjuk kemampuan. Ada yang bermain biola, bernyanyi sambil memainkan gitar hingga memainkan musik dengan siulan.

Meski tak hiruk-pikuk, suasana di Desa Musik Tiehua cukup semarak. Tempat ini juga menjadi tempat terbaik jika ingin membeli oleh-oleh dari Taitung.

Arsitektur toko-toko di sana dikonsep modern dan minimalis dengan menggunakan kontainer bekas. Toko cinderamata di sana banyak menjual kerajinan tangan suku-suku asli Taiwan.

Setiap toko menjual barang-barang khusus buatan tangan, sehingga satu dengan lainnya tidak menjual produk yang sama. Sepintas motif dari karya-karya suku-suku Taiwan mirip dengan suku-suku yang ada di Indonesia,seperti anyaman, kerajinan dari manik-manik dan lainnya.
 
Kerajinan tangan suku-suku di Taiwan, Kota Taitung, Taiwan. (Antara/Aubrey Fanani)


Hal itu karena nenek moyang penutur austronesia yang menjadi salah satu akar dari nenek moyang orang Indonesia berasal dari Taiwan.

Tak hanya kerajinan tangan, makanan seperti kue nanas, kue karamel, teh oolong, beras, quinoa menjadi buah tangan yabg tak boleh dilupakan jika mengunjungi kabupaten terbesar ketiga di Taiwan ini.

Baca juga: Wisata kapal pesiar makin digandrungi generasi milenial

Baca juga: Wisata ramah muslim di Taiwan disokong dua lembaga sertifikasi halal

Baca juga: Wisata minum teh Taiwan diunggulkan untuk wisatawan Muslim Indonesia

Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020