Jakarta (ANTARA News) - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mendapatkan pilihan responden terbanyak yaitu 23,75 persen, disusul Partai Golkar (PG) memperoleh 20,48 persen dan kemudian Partai Demokrat (PD) 19,10 persen, demikian hasil Survei Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Psukaptis) yang dilaksanakan pada 19-31 Januari 2009. Direktur Eksekutif Puskaptis Husin Yazid kepada wartawan di Jakarta, Kamis, mengatakan, survei menggunakan 2.118 responden yang tersebar di 33 provinsi dan 132 kabupaten/kota, 660 kecamatan, 2.640 kelurahan/desa, dan dilakukan berdasarkan stratified random sampling dengan margin kesalahan 3-5 persen dan tingkat keyakinan 95 persen. Urutan pemilihan parpol berdasarkan persepsi responden selanjunya, 9,81 persen memilih PKS; 2,75 persen (PAN); 2,41 persen (Gerindra); 1,03 persen (Hanura); 1,20 persen (PDS); 0,52 persen (PKB; 0,86 persen (PPP); 0,17 persen (PBR); 0,17 persen (PBB) dan lainnya 3,10 persen, tidak menjawab sebanyak 14,63 persen. Menurut Husin, PDIP bertahan urutan I dibanding Survei Puskaptis 24 November - 3 Desember 2008, antara lain karena faktor isu sembako murah yang menjadi iklan politik sehingga mendongkrak popularitasnya, sedang PD menurun dari Urutan II ke III antara lain karena responden menilai kebijakan penurunan harga BBM pemerintah belum diikuti penurunan harga bahan pokok dan tarif angkutan, sedang PG yang naik dari urutan IV ke II karena iklan politik PG dipersepsikan memberikan kebijakan yang menyentuh rakyat banyak. Husin juga mengatakan, kebijakan SBY-JK menurunkan harga BBM belum sesuai harapan menurut 50,14 responden, sedangkan 46,74 responden menilai sudah sesuai harapan dan 3,12 persen tidak menjawab. Sebanyak 84,99 persen responden, urainya, juga menilai kebijakan penurunan BBM belum dirasakan dampaknya terhadap pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan hanya 14,73 persen yang menyatakan sudah merasakan dampaknya dan 0,28 persen idak menjawab. "Alasan mereka karena harga kebutuhan pokok dan minyak tanah mahal dan susah didapat dan tarif angkutan umum masih mahal atau belum sesuai," katanya. Publik, ujarnya, berharap kepada capres-cawapres agar sembako dan BBM bisa murah (31,27 persen), merakyat (29,91 persen), agar masalah pendidikan, kesehatan dan lapangan kerja bisa diatasi (25,48 persen), serta mampu memberantas korupsi (8,31 persen) dan bidang lainnya 5,03 persen. Sementara terhadap pertanyaan terkait soal pemilihan presieden 2009, bahwa sebanyak 44,16 persen responden menilai duet pasangan presiden dan wakil presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla (SBY-JK) perlu kembali dipertahankan, sedang sebanyak 30,46 persen responden berharap SBY mencari wakil lain. Sedangkan 10,66 persen rersponden, menilai SBY-JK tidak perlu diberi kesempatan lagi, dan hanya 0,85 persen responden yang menginginkan JK maju menjadi Capres. Bagi responden yang menginginkan SBY mencari calon wakil presiden baru, urainya, 17,43 persen responden memilih Sultan Hamengku Buwono X, 6,77 persen memilih Hidayat Nurwahid, 2,54 persen Akbar Tanjung, 2,03 persen memilih Din Syamsuddin, 2,03 persen Sri Mulyani, 0,85 persen Sutrisno Bachir dan 0,51 persen Fadel Muhamad. Sedangkan, survei terhadap calon wakil presiden dari Megawati Sukarnoputri, di mana 45,59 persen memilih Sultan Hamengku Buwono X sebagai wakil Megawati, 35,42 persen Prabowo Subianto, 5,25 persen Hidayat nurwahid, 4,41 persen Sutiyoso, 2,54 persen Akbar Tanjung dan 2,54 persen Surya Paloh.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009