Jakarta (ANTARA) - Ekonom senior Faisal Basri menyebut bahwa harga gas industri Indonesia tidak mahal serta masih kompetitif dibandingkan negara lain.

"Harga gas di Indonesia tidak mahal, siapa itu yang bilang, masalah utama saya kira bukan di gas ku," kata Faisal Basri saat menghadiri peluncuran buku Arah Bisnis Migas di Jakarta, Jumat.

Menurutnya harga gas 6 dolar AS per MMBTU yang rencananya akan ditetapkan adalah belum terlalu detail kajiannya, sebab unsur yang mendukung angka tersebut belum menjelaskan dampak-dampak positif yang timbul.

Sebelumnya, PT Perusahaan Gas Negara (PGN) menyatakan akan melaksanakan kebijakan pemerintah terkait rencana penetapan harga gas industri menjadi 6 dolar AS per MMBTU.

"Kami akan melaksanakan kebijakan dari pemerintah, kami yakin hasilnya pasti sudah diperhitungkan, tidak akan membuat perusahaan jauh dari margin dan ter-recovery," kata Executive Office PGN Suseno.

Suseno juga mengatakan bahwa PGN bertugas mengalirkan gas dari hulu hingga pengguna atau masyarakat. Jika dirasa oleh pemerintah ada hal yang harus disesuaikan untuk kemakmuran masyarakat, PGN akan melaksanakan kebijakan itu.

"Kami melakukan upaya, PR-nya, bagaimana industri yang belum tersambung namun banyak permintaan, nah biaya penyaluran dan infrastruktur ini yang diterima pelanggan masih perlu diatur sepertinya," kata Suseno.




Baca juga: Apolin harapkan Perpres No.40/2016 segera diimplementasikan
Baca juga: PGN akan laksanakan kebijakan pemerintah terkait harga gas industri
Baca juga: Anggota DPR harapkan SKK Migas ringankan harga gas industri

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020