KBRI kita di Tokyo terus membangun komunikasi dengan mereka, tidak saja langsung antara KBRI dengan kru kapal, namun juga dengan otoritas Jepang
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Luar Negeri menyatakan sebanyak 78 Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi Anak Buah Kapal (ABK) di kapal pesiar Diamond Princess Cruise dalam kondisi sehat.

Saat konferensi pers di Kantor Staf Presiden (KSP) Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah mengatakan tidak ada laporan WNI di kapal tersebut yang mengalami gejala terdampak virus corona.
Pemerintah, ujar dia, terus membangun komunikasi dengan para WNI tersebut.

"KBRI kita di Tokyo terus membangun komunikasi dengan mereka, tidak saja langsung antara KBRI dengan kru kapal, namun juga dengan otoritas Jepang," ujarnya.

Baca juga: Jepang periksa 3.700 penumpang yang dikarantina di atas kapal pesiar

Kapal pesiar Diamond Princess yang sedang bersandar di Pelabuhan Yokohama, Jepang, harus dikarantina oleh otoritas Jepang. Terdapat lebih dari tiga ribu penumpang yang harus diisolasi di dalam kapal karena seorang penumpang asal Hong Kong positif terjangkit virus corona.

Dari ribuan penumpang itu, 78 WNI yang bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK) juga ikut dikarantina.

Faizasyah mengatakan KBRI di Tokyo terus membangun komunikasi dengan awak kapal WNI. Salah satunya dengan membuat grup WhatsApp untuk memantau perkembangan para WNI.

Baca juga: Sebanyak 60 orang baru terinfeksi virus corona di kapal pesiar Jepang

"Kami ingin menggarisbawahi bahwa KBRI kita di Tokyo terus membangun komunikasi dengan mereka, tidak saja langsung antara KBRI dengan kru kapal, namun juga dengan otoritas Jepang," tutur dia.

Kemlu mengapresiasi pemerintah Jepang yang telah memfasilitasi para penumpang dan kru kapal di tengah proses karantina.

"Dari sisi fasilitas yang diberikan Jepang sejauh pantauan KBRI, sangat baik. Dan kondisi kesehatan dan kondisi psikologi pun dalam kondisi yang baik," ujar Teuku.

Sesuai protokol kesehatan, proses karantina di kapal tersebut dilakukan selama 14 hari terhitung sejak 5 Februari 2020. Pihak kapal juga telah menyediakan kebutuhan logistik, layanan telepon dan internet gratis untuk memudahkan awak dan penumpang berkomunikasi dengan keluarga.

Hingga Senin ini, virus Corona telah mengakibatkan 909 orang meninggal dunia di China. Sementara ada 40.235 orang terjangkit dan 23.589 orang yang suspect atau terduga virus corona, sedang menanti hasil pemeriksaan medis. Sedangkan yang sembuh ada 3.283 orang.

Baca juga: Jepang bakal karantina kapal pesiar yang ditumpangi pasien corona

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2020