Sinjai (ANTARA News) - Ratusan hektar hutan bakau di Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, terancam rusak parah akibat pembabatan liar yang dilakukan warga setempat.
Pemerintah Sinjai sendiri sampai saat ini belum melakukan tindakan tegas, meski eksploitasi tersebut sudah berlangsung tiga bulan terakhir.
Kerusakan paling parah terjadi di Kelurahan Larea-Rea, Kecamatan Sinjai Utara dan kawasan Tongke-Tongke, Kecamatan Sinjai Timur.
Di kawasan itu, warga secara terang-terangan membabat pohon bakau yang terdapat di kawasan mangrove tersebut.
Salah seorang warga, Tajuddin, Sabtu, mengaku membeli sebidang lahan yang ditumbuhi hutan bakau, seharga Rp2 juta. Padahal lahan itu berada dalam kawasan hutan mangrove yang dilindungi pemerintah.
Menurut Tajuddin, kayu bakau tesebut akan diolah menjadi bahan bakar memasak untuk selanjutnya dijual kepada warga yang membutuhkan.
Dia juga mengaku tidak merasa khawatir karena sampai saat ini belum pernah mendapat teguran dari pemerintah setempat.
Sejauh ini Kabupaten Sinjai cukup dikenal dengan hutan bakaunya yang tumbuh subur.
Bahkan sempat mengharumkan nama daerah ini, setelah beberapa kali mendapat penghargaan Kalpataru dari Presiden RI.
Namun kini maraknya pembabatan hutan bakau, mengancam punahnya ratusan hektar hutan mangrove di daerah tersebut.
Sebagian warga berharap dinas kehutanan setempat segera mengambil tindakan tegas sebelum abrasi melanda Kabupaten Sinjai.(*)
\"Kite seharusnye, menjadi orang2 yg penuh rasa Syukur! Indonesia di karuniai +_ 4jt hektar hutan bakau (mangrove)!!! 3x lipet dri Brazil yg ada di no2!. klo ngk bsa pade nanem, ye tlng ngejaga! klo ngk bisa ngejaga jgan ngerusak! kesian Anak Cucu kite ntar! Saye takut suatu hari nanti, mereka2 bakal nanya!!! yang namanye \"HUTAN\" itu kaya ape!!?? kite punya tanggung jawab ngewarisin neh bumi dalam keadaan sebaik mungkin!!! \"WAJIB HUKUMNYE...!\"