Saya targetkan masalah ini bisa clear dalam lima tahun ke depan
Jakarta (ANTARA) - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menyatakan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bakal fokus kepada tiga hal dalam rangka mempercepat kinerja budi daya kelautan dan perikanan nasional.

Menteri Edhy Prabowo dalam siaran pers di Jakarta, Jumat, mengatakan masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan sesegera mungkin, utamanya tiga hal yang akan jadi fokus KKP ke depan, yaitu masalah logistik benih, ketersediaan pakan murah, dan infrastruktur yang kurang memadai.

"Masalah benih, pakan, infrastruktur, pembiayaan dan pasar adalah hal mendasar yang harus segera kita selesaikan. Saya targetkan masalah ini bisa clear dalam lima tahun ke depan," kata Edhy Prabowo.

Ia mengingatkan bahwa potensi budi daya secara nasional cukup besar dan termanfaatkan baru sekitar 10 persen.

Edhy Prabowo mengemukakan ia telah berkunjung ke sejumlah daerah untuk melihat dan berdialog langsung dengan para pelaku usaha perikanan.

"Saya ingin mendapat gambaran konkret terkait permasalahan yang dihadapi para stakeholders. Tim kami akan data dan kaji, sehingga ada fokus penyelesaian yang jelas dan terukur," ujarnya.

Ia mengatakan dalam jangka pendek KKP akan melakukan sejumlah langkah, antara lain menjamin kualitas induk dan benih termasuk memperbaiki tata kelola sistem logistiknya.

Kemudian, ujar dia, program Gerakan Pakan Mandiri (Gerpari) akan terus digenjot dan diperbesar sehingga dapat menjangkau berbagai sentra produksi perikanan di berbagai daerah.

"Baru-baru ini saya mengunjungi pembuat pakan mandiri di Garut. Saya sangat mengapresiasi inovasi masyarakat yang telah berhasil memanfaatkan limbah atau sampah organik sayuran menjadi produk pakan yakni maggot dengan FCR 0,8. Gambarannya dari sampah organik 7 ton dapat menghasilkan maggot 3,5 ton. Saya rasa ini luar biasa. Dan patut dijadikan model untuk daerah lain," imbuhnya.

Edhy menambahkan bahwa terkait pasar, KKP akan memfasilitasi pembangunan cold storage (tempat pendingin untuk penyimpanan tangkapan nelayan) untuk menampung hasil produksi terutama saat harga pasar jatuh. Ini juga bisa mempermudah agar produk bisa langsung ekspor.

"Jadi saya minta nanti didata berapa jumlah pengolah dan kapasitasnya untuk memetakan kebutuhan sarana dan prasarananya," katanya.

Sedangkan terkait pembiayaan, Edhy menegaskan bahwa saat ini pembiayaan dengan kredit lunak seperti KUR dapat dengan mudah diakses.

Ia mengingatkan bahwa saat ini bunga KUR sudah turun menjadi 6 persen, bahkan untuk pinjaman maksimal Rp50 juta sudah tidak lagi dikenakan persyaratan agunan.

"Jadi intinya masalah yang ada optimistis segera dapat diselesaikan. Saya akan terus bersinergi dan membuka diri untuk berkomunikasi dengan para kepala dinas terkait. Jadi dalam hal pengembangan perikanan budi daya tidak perlu mengandalkan APBN sepenuhnya. APBN itu porsinya hanya 15 persen, hanya sebatas stimulan. Selebihnya kita semua harus bekerjasama mulai dari pemerintah, pelaku bisnis, akademisi, dan asosiasi/komunitas," kata Edhy Prabowo.

Baca juga: KKP bakal bangun sentra budi daya berbasis komoditas unggulan


 

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020