Kuala Lumpur (ANTARA News) - Wakil PM Malaysia Najib Razak akan meminta Institut Maritim Malaysia (IMM) untuk membuat kajian mengenai batas lalu lintas kapal dagang yang melintas Selat Malaka agar tidak mengancam keselamatan pelayaran. Lalu lintas pelayaran di Selat Malaka perlu dibatasi karena tingginya laju pertumbuhan kapal yang telah meningkat hingga 40 persen, demikian Najib seperti dikutip media massa Malaysia di Kuala Lumpur, Rabu. Namun, eksekusi pembatasan kapal masih akan dibicarakan dengan negara tetangga lainnya, tambah Najib. Pada 1999, volume lalu lintas kapal melewati selat itu baru mencapai 43.965 kapal, namun pada 2007 naik menjadi 70.718 kapal dan diperkirakan melonjak hingga 120.000 pada 2015. Menurut Najib, akibat tingginya pertumbuhan ekonomi dunia, lalu lintas kapal dagang di Selat Malaka terus meningkat tiap tahun sehingga kalau tidak dibatasi bisa mengancam keselamatan pelayaran internasional. Namun, Biro Maritim Internasional (IMB) mencatat, kondisi keselamatan pelayaran di Selat Malaka saat ini sangat baik dengan rendahnya laporan kasus gangguan terhadap pelayaran di sana, bahkan dalam enam bulan terakhir, tidak ada laporan gangguan pelayaran. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008