Yang memproduksi sampah sedikit mendapat hadiah. Daripada uangnya untuk mengelola sampah, lebih baik dikasih insentif ke masyarakat
Balikpapan (ANTARA) - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meninjau proses sanitary landfill di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah Manggar, Balikpapan, Kalimantan Timur yang rencananya akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi)  pada Rabu (18/12).

"TPA sampah Manggar ini yang menjadi terbaik dalam mengelola sampah di perkotaan. Kita buka landfill area yang baru, masing-masing ada tiga hektare. Jadi total sembilan hektare akan diresmikan Pak Presiden Jokowi," ujar Menteri PUPR Basuki di TPA sampah Manggar, Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa.

Ia mengemukakan anggaran TPA sampah Manggar itu sebesar Rp160 miliar dengan kapasitas 420 ton sampah per hari atau menangani sampah bagi 100 persen penduduk Kota Balikpapan yang mencapai sekitar 636.012 jiwa.

"TPA sampah Manggar mampu melayani penduduk Kota Balikpapan selama tujuh hingga delapan tahun," katanya.

Dalam rangka memperpanjang layanan TPA sampah Manggar, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pihaknya akan berupaya untuk mengurangi produksi sampah rumah tangga dengan cara melakukan edukasi pemilahan sampah organik dan non-organik.

"Sudah ada inisiatif untuk bisa mengurangi produksi sampah dari sumbernya atau rumah warga, yakni dengan memilah organik dan non-organik," paparnya.

Basuki Hadimuljono menyarankan agar pengolahan sampah dari sumber dilombakan dan diberi insentif agar masyarakat peduli dengan lingkungan, yang akhirnya nanti dapat memperpanjang TPA sampah Manggar.

"Yang memproduksi sampah sedikit mendapat hadiah. Daripada uangnya untuk mengelola sampah, lebih baik dikasih insentif ke masyarakat sehingga umur landfill menjadi lebih panjang," ujar Basuki Hadimuljono.

Baca juga: Penanganan sampah jadi prioritas Menteri PUPR

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan Suryanto mengemukakan TPA sampah idealnya kalau sudah dipilah, dasar sampah ada dua, yakni yang sifatnya organik dan anorganik.

"Yang anorganik seharusnya tidak masuk ke TPA, itu sedang diupayakan, di antaranya adalah pengurangan pengurangan sampah plastik. Kalau sudah dipilah, jumlah yang masuk tentu akan berkurang, yang tadinya sekitar 400 ton, katakanlah menjadi setengahnya," kata Suryanto.

Direktur Jenderal Cipta Karya Danis H Sumadilaga menambahkan pengolahan TPA sampah Manggar menuju proses sanitary landfill dan telah memanfaatkan gas metana dari sampah dan air lindi menjadi sumber api kompor gas.

"Saat ini sudah disalurkan kepada 20 kepala keluarga di sekitar lokasi untuk menjadi bahan bakar alternatif. Selanjutnya kita targetkan 160 kepala keluarga," katanya.

Baca juga: KLHK: Peta jalan pengurangan sampah untuk berbagi tanggung jawab

 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019