Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga menegaskan, Kementerian Perdagangan akan memperkuat strategi dalam menghadapi tantangan perdagangan global yang semakin tidak menentu.

“Kemendag perlu memperkuat strategi karena perekonomian dunia sedang menghadapi permasalahan pada sektor perdagangan, yaitu banyak negara yang mengadopsi hambatan perdagangan dan sistem perdagangan multilateral yang dipertanyakan perannya,” kata Wamendag dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis

Selain itu, lanjut dia, berbagai isu perdagangan di beberapa negara ikut menaikkan tensi perdagangan secara global sehingga menyebabkan pelemahan nilai perdagangan global.

 

Saat memberikan kuliah umum dengan tema “Perdagangan Internasional dalam Perspektif Kebijakan Global Kementerian Perdagangan” di Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar​​​​​Wamendag mengungkapkan, tahun ini ekonomi dunia diperkirakan tumbuh 3,0 persen. Jauh lebih rendah dari prediksi sebelumnya. Pelemahan pertumbuhan ekonomi juga diperkirakan terjadi di Amerika Serikat, Tiongkok, dan kawasan Eropa.

Selain pelemahan ekonomi, IMF juga memperkirakan pelemahan pertumbuhan perdagangan dunia di tahun 2019 hanya naik 1,1 persen, jauh dari pertumbuhan tahun 2018 yang mencapai 3,6 persen.


Baca juga: Penguatan kondisi dalam negeri untuk antisipasi dampak resesi

“Perekonomian dunia baru akan mulai membaik di tahun 2025, dengan asumsi tensi perdagangan mulai mereda,” katanya.

Dari sisi kinerja perdagangan, negara-negara utama eksportir dan importir dunia juga menunjukkan pertumbuhan yang negatif, termasuk Amerika Serikat dan Tiongkok.

Pelemahan pertumbuhan ini adalah salah satu sinyal yang patut diwaspadai terkait kemungkinan resesi global yang akan terjadi.

Wamendag Jerry menyampaikan, pada masa kepemimpinnya yang kedua, Presiden Jokowi telah menetapkan lima prioritas. Prioritas tersebut yaitu pengembangan sumber daya manusia, melanjutkan pembangunan infrastruktur, penyederhanaan regulasi, efisiensi birokrasi, dan transformasi ekonomi.

“Khusus untuk Kemendag, Presiden Jokowi telah memberikan dua mandat. Pertama, menjaga neraca perdagangan melalui penyelesaian perundingan perdagangan. Kedua, pengendalian impor secara selektif, terutama bahan baku penolong tujuan ekspor dan investasi,” ujar Wamendag Jerry.

Guna memenuhi kedua mandat tersebut, lanjut Jerry, Kemendag telah menetapkan tiga kebijakan utama pada periode 2020-2024.


Baca juga: Ekspor mobil bertahan di tengah ketidakpastian ekonomi global

Pertama, menjaga neraca perdagangan dengan meningkatkan ekspor nonmigas. Ekspor barang/jasa ditargetkan tumbuh sebesar 7,62-10,75 persen dan ekspor nonmigas tumbuh 7,75-11,09 persen.

Kedua, mengamankan dan memperkuat pasar dalam negeri. Hal ini dilakukan dengan menetapkan indikator proporsi konsumsi nasional sebesar 53 persen terhadap PDB. Selain itu, menargetkan inflasi pangan 3,0 ± 1 persen dan diusahakan menjadi 2,7 persen tahun 2024 atau di bawah 2 persen, serta menekan impor.

Ketiga, dengan menyederhanakan birokrasi yang didukung sumber daya manusia perdagangan yang profesional dan kompeten.

Lebih lanjut, dalam melaksanakan mandat presiden serta menghadapi ancaman resesi global, Kemendag juga telah menetapkan strategi jangka pendek dan jangka panjang.

Strategi jangka pendek yang dilakukan Kemendag di antaranya meratifikasi 13 perjanjian yang telah ditandatangani dan menyelesaikan 11 perjanjian perdagangan internasional, mengendalikan impor secara selektif dengan mengutamakan bahan baku/penolong tujuan ekspor dan investasi, serta menggiatkan dukungan kepada daerah dan industri/investasi yang berorientasi ekspor.

Berikutnya, Kemendag akan menyederhanakan 18 permendag ekspor impor; peningkatan peran Free Trade Agreement Center (FTA Center) di lima daerah yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar dan Medan; serta menggiatkan misi dagang ke pasar nontradisional dan memanfaatkan perjanjian perdagangan.

Sementara untuk strategi jangka menengah, Kemendag akan menyelesaikan sengketa dagang, mengoptimalikan pemanfaatan instrumen trade remedies, memperkuat branding melalui partisipasi pameran dagang di dalam dan di luar negeri, serta meningkatkan SDM UKM Ekspor melalui pelatihan ekspor dengan target pelaku usaha UKM siap ekspor.

“Terkait dengan perjanjian perdagangan, secara khusus Kemendag juga menargetkan penyelesaian 11 perundingan yang sedang berjalan dan menginisiasi 13 perundingan dengan negara-negara mitra dagang baru seperti Srilanka, negara-negara Eurasia dan negara-negara teluk,” katanya.

Wamendag menambahkan, walaupun ketidakpastian global dan adanya ancaman resesi yang sedang terjadi, Kemendag yakin Indonesia mampu menghadapinya.

“Saya mengajak semua untuk meyakini bahwa perdagangan akan membawa kesejahteraan. Diharapkan sinergi dan kerja sama antara pemerintah, pelaku usaha, dan lembaga pendidikan dapat bersama-sama menjalankan perannya mengakselerasi perekonomian Indonesia,” ujarnya.


Baca juga: Indonesia raup Rp9,6 triliun di Vietnam Expo 2019
Baca juga: Ekonomi Indonesia dinilai mampu bertahan hadapi ancaman resesi global

 

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019