Dengan skema ini RDMP RU VI Balongan phase 1 bisa selesai lebih cepat yaitu menjadi 2,5 tahun
Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) melaksanakan penandatanganan kontrak pengadaan Dual Feed Competition (DFC) untuk percepatan pembangunan RDMP RU VI Balongan Phase I di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Rabu.

Penandatangan dilakukan oleh Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Ignatius Tallulembang bersama direktur dari Konsorsium RRE dan Konsorsium JSW disaksikan oleh Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dan Komisaris Utama Pertamina.Basuki Tjahaja Purnama,

Konsorsium REE yaitu PT Rekayasa Industri, PT Rekayasa Engineering, dan PT Enviromate Technology International. Sementara konsorsium JSW diantaranya JGC Indonesia, PT Synergy Engineering, dan PT Wijaya Karya. Kedua konsorsium ini akan berkompetisi untuk membuat Front End Engineering, design terbaik yang akan diimplementasikan pada proyek RDMP RU VI Balongan Phase 1.

Dual FEED Competition merupakan strategi kontrak yang menandingkan dua atau lebih praktik Front End Engineering Design (FEED) di mana kontrak Engineering Procurement, dan Construction (EPC) akan diberikan kepada pemenang FEED tersebut.

Dalam sambutannya Nicke Widyawati mengungkapkan baru pertama ini pembangunan kilang memakai skema ini agar lebih cepat.

Baca juga: Pertamina jamin proyek kilang Balongan beri manfaat warga

Dengan skema ini RDMP RU VI Balongan phase 1 bisa selesai lebih cepat yaitu menjadi 2,5 tahun. "Kami yakini bisa memberikan performance yang baik. Prosesnya cukup menantang dan ketat, kami mulai dari Balongan dan akan diterapkan di kilang selanjutnya. Tahap kedua yaitu Balikpapan kemudian Plaju, Dumai, dan Cilacap.

Kami juga akan lakukan ke kilang lainnya. Sekali lagi selamat kepada kedua konsorsium yang sudah terpilih," katanya.

Senada dengan hal tersebut, Ignatius Tallulembang mengungkapkan, kali ini adalah salah satu milestone besar dalam implementasi DFC pada proyek RDMP RU VI Balongan Phase 1, yang dimenangkan oleh 2 konsorsium. Pengenalan akan konsep DFC di Pertamina ini berawal dari gagasan luar biasa yang dicetuskan oleh Tanri Abeng dan Archandra Tahar pada tahun 2017.

"Implementasi DFC adalah salah satu upaya akselerasi pelaksanaan penugasan proyek pengembangan kilang Pertamina, dan untuk memastikan DFC ini merupakan best practice yang telah banyak dilakukan oleh beberapa perusahaan ternama, telah dilakuan roadshow ke beberapa reputable  EPC Company di Eropa dan Amerika oleh BOD dan BOC pada Juni 2019, yang ditindaklanjuti dengan penyusunan sistem tata kerja di internal Pertamina terkait DFC", katanya.
Baca juga: Menhub dukung Pertamina bangun kilang minyak terintegrasi pelabuhan

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019