Jakarta (ANTARA) -
PT Light Rail Transit (LRT) mulai menerapkan tarif angkutan kereta seharga Rp5.000 per penumpang mulai 1 Desember 2019 seiring habisnya masa uji publik.
 
"Mulai awal bulan depan LRT resmi beroperasional secara komersial setelah masa uji publik yang diselenggarakan sejak 11 Juni 2019 berakhir," kata Direktur Utama LRT Jakarta, Wijanarko, di Jakarta, Kamis sore.
 
Pernyataan itu disampaikan Wijanarko dalam agenda konferensi pers di Stasiun Velodrom Rawamangun, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur.

Baca juga: Menhub tinjau berkala LRT Sumsel pastikan layanan membaik
 
Tarif Rp5.000 per penumpang ditetapkan untuk satu kali perjalanan kereta dengan panjang rute 5,8 kilometer mulai dari Stasiun Velodrom Jakarta Timur hingga Pegangsaan Dua, Jakarta Utara.
 
"Kebetulan memang dari Pemprov DKI untuk subsidi sudah ada, kami sedang finalisasi dan mudah-mudahan ini bisa tetap operasi sustain dan tidak defisit," katanya.
 
Selama penerapan tarif, kata Wijanarko, pihaknya juga memberlakukan sistem tarif combo yang terintegrasi dengan selter Transjakarta Velodrom.

Baca juga: Pemangkasan waktu tempuh LRT Sumsel efektif tingkatkan okupansi
 
"Untuk penumpang di Stasiun Velodrom bisa sekali tap dipotong Rp8.500. Rp5.000 untuk tarif tiket dan Rp3.500 untuk tarif Transjakarta," katanya.
 
Mesin tap tarif combo itu baru tersedia di Stasiun Velodrom untuk koridor khusus melalui skybridge Transjakarta di Jalan Pemuda.
 
Wijanarko menambahkan seluruh sarana dan prasarana bagi penumpang telah sepenuhnya terealisasi.
 
"Kami sudah melengkapi semua fasilitas mulai dari pembayaran, integrasi fisik, kemudian feeder Transjakarta untuk menuju dan dari rumah ke stasiun dan sebaliknya," katanya.

Baca juga: Presiden Jokowi apresiasi tersambungnya jembatan tersulit LRT
 
Dia berharap kelengkapan fasilitas tersebut bisa memberi kenyamanan kepada masyarakat.
 

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019