Medan (ANTARA) - Wakapolda Sumut Brigjen Mardiaz Kusin Dwihananto, mengatakan berdasarkan keterangan yang diperoleh polisi dari mertua pelaku bom bunuh diri di Polrestabes Medan,  RMN (24) terpapar paham radikalisme dan perilakunya berubah sejak enam bulan terakhir.
 
"Kemarin keterangan dari mertua pelaku bahwasannya pelaku ini sebelumnya tidak nampak, dia menganut paham radikal. hanya dalam waktu enam bulan saja pelaku langsung berubah," katanya saat dijumpai di Mako Brimob Polda Sumut, Kamis.

Baca juga: Bom Medan, Polisi amankan istri dan mertua pelaku

Baca juga: Istri pelaku bom Medan lebih dulu terpapar radikalisme
 
Untuk itu Mardiaz mengimbau kepada masyarakat Sumatera Utara untuk lebih waspada terhadap kelompok-kelompok yang berdalihkan agama.
 
"Ketika ada masyarakat luar yang masuk ataupun keluar masuk di lingkungan kita, yang tidak kita kenal tolong segera laporan kepada pihak yang berwajib dalam hal ini bisa ke pihak TNI Koramil, ke Kelurahan dan ke Polsek-Polsek terdekat," ujarnya.
Petugas Kepolisian menyita sejumlah barang dari rumah RMN (24), di Jalan Marelan, Pasar 1 Rel, Kelurahan Tanah Enam Ratus, Kecamatan Medan Marelan, Medan, Sumatera Utara, Rabu sore. (Antara Sumut/Nur Aprilliana Br Sitorus)
 
Diberitakan sebelumnya, ledakan terjadi di Markas Komando Polres Kota Besar (Polrestabes) Medan di Jalan HM Said Medan, Rabu pagi sekitar pukul 08.45 WIB.
 
Ledakan yang diduga bom bunuh diri itu dilakukan seseorang berinisial RMN (24). Terduga pelaku meledakkan diri di sekitar kantin Polrestabes Medan. Akibatnya, enam orang terluka.

Baca juga: Bom Medan, polisi temukan peluru dari sepeda motor terduga pelaku

Baca juga: Pelaku bom bunuh diri Medan buat parodi liputan banjir di YouTube
 
Pasca-ledakan, petugas mengamankan istri dan mertua dari terduga pelaku yang saat ini masih dalam proses pemeriksaan di Mako Brimob.
 
Petugas juga menyita sejumlah barang dari rumah terduga pelaku di Kecamatan Medan Marelan, yakni dua unit keranjang berwarna hijau yang berisi anak panah, satu buah koper berukuran sedang, satu buah tiang, dan sejumlah berkas.
 
 

Pewarta: Nur Aprilliana Br. Sitorus
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2019