Kental rasa Indonesia

Menurut Harlan, meski musik mereka mengadopsi rock barat, tetapi cita rasa Indonesia kental sehingga lebih mudah diterima oleh masyarakat dari berbagai lapisan.

Eka Annash The Brandals menyebut kalau dua album pertama Slank adalah album yang paling penting untuk generasi yang besar di awal 90-an. Menurut dia, saat itu belum banyak band yang bisa secara gamblang mewakili dorongan kebebasan dalam berekspresi.

Slank tidak hanya mewakilinya lewat musik, lirik yang beragam, tetapi juga fesyen dan aksi panggung.

"Konteks lagunya mulai dari aborsi, nraktir cewek, sampai melawan ke otoritas, dia ada. Mereka memantik rasa percaya sama diri sendiri walau pun lo anak kampung, itu nempel ke gue rasa percaya diri dari lirik-lirik mereka," ucap dia.
 
Vokalis dan drumer grup band Slank Kaka (kanan) dan Bim Bim (kiri) beraksi di atas panggung pada konser Rockin Fest 2018 Tour Slank, di Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (20/10/2018) malam. (ANTARA FOTO/Risky Andrianto)


Slank kemudian melaju dengan formasi album pertama dan kedua hingga album "Minoritas" pada 1996. Sayang, pada album keenam, "Lagi Sedih", Slank ditinggal Pay, Bongky, dan Indra hingga hanya menyisakan Bimbim dan Kaka saja. "Lagi Sedih" (1997) pun digarap dengan bantuan Ivan pada bass dan Reynold pada gitar.

Pada 1998, Slank solid dengan formasi baru yakni Kaka, Abdee, Ivan, Ridho, dan Bimbim dengan merilis album "Tujuh" dan bertahan sampai hari ini.

Selain Slank di Jakarta, rock yang lebih mudah didengar sejatinya bukan hanya milik Jakarta. Di Surabaya misalnya ada Dewa 19 yang dipunggawai oleh Ahmad Dhani, Ari Lasso, Andra, Erwin, dan Wawan yang merilis debutnya pada 1992 dengan memunculkan hits "Kangen".

"Itu membuat musik rock yang lebih manis pun ada, si Dewa ini. "Kangen" kan video klipnya kencang banget, (rock) beragamanya tuh beragam sekali. Sudah campuran macam-macam musik," ucap dia.

Baca juga: Slank rilis album ke-23 "Slanking Forever", direkam di Lokananta

Baca juga: Histori Rock Indonesia, saat musik cadas kian berwarna di 90-an

Baca juga: Histori rock Indonesia, kiprah sang "Dewa Rock"

Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2019