Brisbane (ANTARA News) - Rasa kesetiakawanan dan empati ditunjukkan rekan-rekan Peter Llyod, koresponden Australian Broadcasting Corporation (ABC) untuk Biro Asia Selatan yang terjerat kasus narkoba di Singapura. Mereka urunan mengumpulkan 45 ribu dolar Australia untuk membayar uang jaminan "kebebasan" dirinya dari penjara Singapura, demikian jaringan pemberitaan ABC melaporkan, Rabu. Wartawan kawakan berusia 41 tahun itu sudah ditahan aparat hukum Singapura sejak hampir sepekan, dengan tuduhan yang bersangkutan telah memakai dan memperdagangkan narkoba jenis "ice". Hakim pengadilan negara kota itu bersidang Rabu (23/7) untuk membahas kasus Llyod. ABC memperkirakan korespondennya itu bisa dibebaskan dengan sejumlah syarat jika pengadilan melihat semua persyaratan hukum terpenuhi dengan baik. Beberapa kondisi bagi "kebebasan" dirinya adalah peliputan terbatas, menyerahkan paspor dan melapor ke otoritas terkait Singapura tiga kali seminggu. Menteri Luar Negeri Australia Stephen Smith yang tengah berada di Singapura untuk menghadiri beberapa pertemuan multilateral, termasuk Forum Regional Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) menyambut baik cara Singapura menangani kasus Llyod. Menlu Smith juga menyatakan kepuasannya atas perawatan baik yang diterima Llyod atas infeksi mata serius yang dideritanya. Kabar penangkapan Llyod disampaikan Direktur ABC News, John Cameron, 18 Juli lalu. gara-gara "ice" Koresponden ABC di New Delhi, India, ini ditangkap aparat Biro Narkotika Pusat (CNB) Singapura bersama barang bukti 0,8 gram narkoba jenis "ice" saat cuti di negara itu. Penangkapan terhadap dirinya itu dilakukan setelah aparat hukum Singapura menahan seorang warga negaranya berusia 31 tahun. Jika terbukti bersalah di pengadilan, Llyod terancam hukuman lima hingga 20 tahun penjara dan lima hingga 15 kali hukuman cambuk. Peter Lloyd menempati pos penugasannya di Biro Asia Selatan sejak pertengahan tahun 2002. Dari New Delhi, dia meliput berbagai peristiwa penting dan menarik yang terjadi di India, Pakistan, Afghanistan, Sri Lanka, Bangladesh, Nepal, Bhutan, dan Maladewa. Antara 2002 dan pertengahan 2006, Lloyd ditempatkan di Bangkok untuk meliput isu-isu Asia Tenggara di Thailand, Myanmar, Laos, Kamboja, Vietnam, Malaysia, Brunei, Singapura, dan Filipina. Laporan-laporan jurnalistiknya yang mengesankan tentang insiden Bom Bali dan bencana tsunami memasukkan namanya dalam daftar finalis "Walkely Awards". Llyod bergabung dengan ABC pada 1988 namun kemudian dia pindah ke Inggris dan bekerja untuk BBC dan Sky News Inggris. Pada 2000, dia kembali bergabung dengan ABC sebagai wartawan dengan pengalaman yang lengkap mulai dari divisi pemberitaan televisi hingga radio. (*)

Copyright © ANTARA 2008