Pekanbaru (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyatakan bahwa 154 titik panas indikasi awal kebakaran hutan dan lahan pada Sabtu tersebar di wilayah Provinsi Riau, yang kualitas udaranya kian memburuk akibat asap kebakaran hutan dan lahan.

Analis BMKG Stasiun Pekanbaru Ahmad Agus Widodo mengatakan, titik panas Riau tersebar di delapan wilayah kabupaten, paling banyak di Pelalawan (60) disusul Indragiri Hulu (42) dan Indragiri Hilir (34).

Selain itu, titik panas juga terpantau di Bengkalis (tiga), Meranti (enam), Kampar (dua), Kuansing (lima), serta Rokan Hilir (dua).

Dari 154 titik panas yang ada di Riau, menurut Agus, 97 di antaranya merupakan titik api, indikasi kuat kebakaran hutan dan lahan dengan tingkat kepercayaan 70 persen hingga 100 persen.

Titik api tersebar di Pelalawan (45), Indragiri Hulu (25), Indragiri Hilir (19), Kuansing (satu), Meranti (tiga), Rokan Hilir (dua), dan Bengkalis (dua).

Riau merupakan penyumbang titik panas terbanyak di Pulau Sumatera, yang pada Sabtu dirubung 448 titik panas.

Asap akibat kebakaran hutan dan lahan yang melanda beberapa kabupaten dan kota di Riau serta provinsi tetangga membuat kualitas udara di Bumi Lancang Kuning memburuk.

Data Indeks Standard Pencemaran Udara (ISPU) dengan parameter PM10 di laman resmi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menunjukkan bahwa pada Sabtu pagi ISPU mayoritas daerah di Riau dalam kategori tidak sehat. ISPU Kabupaten Rokan Hilir dan Pekanbaru bahkan masuk dalam kategori sangat tidak sehat.

Baca juga:
Pekanbaru kembali diselimuti asap pekat, kualitas udara tidak sehat
Karhutla meluas

Pewarta: Anggi Romadhoni
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019