Penting untuk memperbanyak ruang dan taman kreativitas dan inovasi bagi generasi muda
Jakarta (ANTARA) - Wakil Sekjen DPP Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nadjamuddin Ramly menyarankan pemerintah dapat melakukan pembinaan–pembinaan holistik dan komprehensif kepada generasi muda untuk menghindari maraknya tawuran seperti beberapa waktu terakhir.

“Buat generasi muda sibuk dengan kegiatan-kegiatan positif, sehingga aktivitas positif itu dapat menjadi karakter dan jati diri mereka,” kata Najamuddin saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

Najamuddin mengatakan perlu adanya antisipasi dan respon cepat oleh semua lembaga yang menangani kepentingan dan kebutuhan generasi muda seperti kegiatan untuk menyalurkan bakat positif mereka agar tidak menjadi pemicu tawuran.

Baca juga: Pelaku tawuran Manggarai dominan wajah baru

Namun kata dia, jika masih ada generasi muda yang melakukan keonaran, tawuran atau tindakan kriminal, segera ditangani kepolisian disertai dengan pembinaan-pembinaan komprehensif.

Khusus di DKI Jakarta kata Najamuddin, pemerintah daerah sebaiknya memperbanyak pembinaan generasi muda melalui sekolah, komunitas dan sanggar yang sesuai dengan minat dan bakat (talenta) mereka.

“Penting untuk memperbanyak ruang dan taman kreativitas dan inovasi bagi generasi muda,” ujarnya.

Najamuddin mengakui jika Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan secara sistematis dan terprogram telah mengeluarkan kebijakan-kebijakan strategis dalam merespons kepentingan dan kebutuhan generasi muda.

Kepala Biro Humas dan Protokol Sekretariat Utama Badan Narkotika Nasional (BNN) Kombes Pol Sulistyo Pudjo membenarkan bahwa pelaku tawuran lekat dengan konsumen penyalahgunaan narkoba, khususnya jenis narkoba yang mengandung analgesik penghilang rasa sakit.

Baca juga: Pesan berantai dan letusan suar kerap tandai tawuran di Manggarai

Analgesik, kata dia, adalah kelompok obat yang sering digunakan medis untuk meredakan nyeri saat proses bedah. Namun, tidak jarang produsen narkoba mencampurnya dengan jenis narkoba tertentu berwujud sintetis ataupun nonsintetis.

"Jenis narkoba ini juga disalahgunakan untuk perkelahian antarkampung. Pelaku tawuran bisa jadi pasar karena mereka jadi lebih berani, logika menurun saat berhadapan dengan musuh," katanya.

Pewarta: Fauzi
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019