Brisbane (ANTARA News) - Kapal latih TNI, KRI Arung Samudera, Senin dinihari tiba di Cairns, Queensland utara, Australia, setelah berlayar selama enam hari dari Brisbane dalam perjalanan kembali ke pangkalannya di Surabaya. Komandan KRI Arung Samudera, Mayor Laut (P) Eko Deni Hartono, kepada ANTARA yang menghubunginya dari Brisbane, Senin pagi, mengatakan kapal sudah lego jangkar di perairan "waiting area" (areal tunggu) Cairns sejak pukul 03.00 Senin dinihari. "Pukul 11.00 waktu Cairns, kita akan dijemput oleh pihak Angkatan Laut Australia (RAN) supaya kapal bisa disandarkan di dermaga pangkalan RAN di Cairns," katanya. Selama di kota wisata bahari terkenal negara bagian Queensland itu, Eko Deni mengatakan, pihaknya melakukan acara "open ship" (berkunjung ke kapal) bagi masyarakat Indonesia dan Australia di sana. Selama pelayaran dari Brisbane sejak 6 Mei lalu hingga tiba di Cairns, cuaca relatif baik dengan kecepatan angin yang "bagus" dan ombak yang "tidak terlalu tinggi". Kondisi 19 awak kapal pun tetap "fit", katanya. Hanya saja, Mayor Eko Deni mengatakan, perangkat pengisi baterai AKI kapal untuk penerangan kapal tidak berfungsi dengan baik. Untuk itu, pihaknya sudah meminta perusahaan "Viking Industries Limited" Brisbane yang memperbaiki KRI Arung Samudera agar mengirimkan teknisinya untuk memperbaiki alat tersebut sebelum kapal melanjutkan pelayarannya ke Darwin, katanya. "Mudah-mudahan perbaikannya bisa selesai dalam pekan ini dan kita langsung bertolak ke Darwin. Pihak `Viking` sudah memberi garansi dan berjanji untuk mengirim teknisi secepatnya," kata Eko Deni. Pelayaran dari Cairns ke Darwin diperkirakan dapat ditempuh selama 10 hari atau lebih cepat dari rencana 17 hari jika cuaca, kondisi angin, dan ombak tetap sama seperti selama pelayaran dari Brisbane ke Cairns, katanya. Sejak tiba di Cairns, beberapa orang Indonesia di kota itu sudah menghubungi dirinya dan menawarkan acara khusus bagi para awak KRI Arung Samudera, seperti melihat suasana kota dan acara komunitas namun pihaknya harus menyesuaikan semuanya dengan program acara mereka dengan RAN, kata Eko Deni. Kedekatan para awak KRI Arung Samudera yang dinakhodai Mayor Laut (P) Eko Deni Hartono dengan anggota masyarakat Indonesia dan Australia sudah terlihat sejak kapal layar buatan Selandia Baru itu mengalami musibah pada 23 Agustus 2007 dan harus mendapat perbaikan dan pemulihan selama sembilan bulan di Brisbane, Queensland. Eko Deni mengatakan, pada saat kapalnya melintasi wilayah perairan Pantai Rainbow (Rainbow Beach) dalam pelayaran dari Brisbane ke Cairns, Rabu pagi (7/5) sekitar pukul 10.00 waktu setempat, ratusan orang warga Pantai Rainbow memberikan lambaian tangan. "Saat itu, cuaca sangat pas. Ratusan orang berdiri di pinggir pantai sambil melambai-lambaikan tangan ke arah kapal kita. Ada pula di antara warga Rainbow Beach yang menyambut kita dengan jet ski dan perahu-perahu kecil," katanya . "Kita amat terkesan dengan persahabatan yang terbangun antara kita dan masyarakat Rainbow Beach karena Arung Samudera memang pernah menjadi bagian dari pantai itu Agustus 2007 lalu," kata Eko Deni. KRI Arung Samudera sempat berada di Queensland, khususnya Brisbane, selama sekitar sembilan bulan untuk proses perbaikan dan pemulihan akibat kerusakan yang diderita dalam musibah di perairan Teluk Wide, negara bagian Queensland, 23 Agustus 2007. Pada 6 Mei lalu, kapal yang dinakhodai Mayor Laut (P) Eko Deni Hartono itu meninggalkan dermaga Markas RAN "Bulimba", Brisbane. Perwira RAN "Bulimba", Letnan Komander Larry Cook, yang ditemui ANTARA di sela acara pelepasan KRI Arung Samudera 6 Mei lalu mengatakan, ia sudah mengenal Mayor Eko Deni Hartono dan para anak buahnya sejak kapal itu mengalami musibah 23 Agustus 2007. "Mayor Eko Deni dan semua anak buah kapal adalah orang-orang yang menyenangkan dan baik. Sedih melepas mereka pergi. Saya sangat suka sama kru-kru Indonesia ini. Tapi saya juga bersyukur bahwa kapal ini kembali berada dalam kondisi baik," katanya. Australia puji Cook mengatakan, sejak awal musibah yang melanda KRI Arung Samudera akibat badai dan cuaca buruk yang belum pernah ada dalam sejarah iklim di Queensland Agustus lalu, ia sudah menyampaikan selamat kepada sang komandan kapal (Mayor Eko Deni) karena di bawah kepemimpinannya di tengah cuaca yang "sangat ganas" (horrible), semua awak selamat. Kepiawaian Mayor Eko Deni dalam mengendalikan kapal di saat sulit itu juga dipuji oleh Komander Forbes Peters. Seperti dikutip Gympie Times edisi Mei 2008, Forbes Peters mengatakan, "dengan satu mesin mati di tengah laut yang ganas dan gelap pekat pada saat musibah dinihari itu terjadi, hanya karena keahlian dan keberanian Kapten Deni (kini berpangkat mayor-red.), dia mampu dengan selamat membawa kapal ke pantai tanpa ada awak yang terluka dan apalagi tewas". Di mata Forbes Peters, Mayor Eko Deni dan seluruh awak KRI Arung Samudera adalah "para duta besar Indonesia yang luar biasa". Kapal layar tiang tinggi TNI AL itu mengalami kerusakan setelah dihadang cuaca buruk yang ditandai dengan angin berkecepatan 80 hingga 100 kilometer per jam sebanyak dua kali pada 23 Agustus 2007 dinihari. Musibah itu merusak layar utama dan sebuah layar depan. Selain itu, satu layar lainnya juga terlipat dan baja bagian bawah yang berfungsi sebagai penyeimbang atau "stabilizer" kapal bengkok. Musibah yang menimpa kapal latih TNI AL itu terjadi dalam pelayarannya dari Cairns ke Brisbane. Badan Meteorologi dan Geofisika Australia saat itu mencatat curah hujan di kawasan Rainbow Beach pada saat musibah terjadi mencapai 813 milimeter atau 10 kali lebih besar dari rata-rata curah hujan bulan Agustus. Intensitas curah hujan di kawasan itu selama beberapa hari pada Agustus 2007 merupakan yang terbesar sejak tahun 1880. Pelayaran KRI Arung Samudera ke Australia itu dimaksudkan untuk ikut menyemarakkan penyelenggaraan KTT Forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Sydney pada 8-9 September 2007 bersama enam kapal layar tiang tinggi Australia. Akibat musibah tersebut, KRI Arung Samudera tidak bisa ikut dalam parade kapal layar tiang tinggi di Sydney namun seluruh awaknya tetap ikut menyaksikan parade kapal-kapal layar tiang tinggi Australia yang menjadi bagian dari rangkaian acara APEC 2007. Perbaikan kapal berbobot 120 ton yang sebelum dibeli pemerintah RI bernama "Advanture" ini dilakukan di fasilitas dok milik "Viking Industries Limited" Brisbane melalui anak perusahaannya, "Marine Application". Dalam proses perbaikan, beberapa perlengkapan kapal yang rusak telah diganti dengan yang baru. Di antara yang diganti baru itu adalah "Centre boat" berbobot 3,5 ton, enam layar, dua mesin, generator dan baling-baling tiga daun. Sesuai rencana, rute pelayaran KRI Arung Samudera kembali ke pangkalannya di Tanah Air adalah Brisbane-Cairns-Darwin-Kupang dan Surabaya. (*)

Copyright © ANTARA 2008