Chicago (ANTARA) - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange sedikit lebih rendah pada penutupan perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), tetapi mengakhiri minggu ini dengan kenaikan tajam di tengah menguatnya permintaan terhadap aset-aset safe haven karena ketegangan perdagangan AS-China dan penurunan suku bunga oleh beberapa bank sentral.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember turun tipis 1,0 dolar AS atau 0,07 persen, menjadi menetap di 1.508,50 dolar AS per ounce.

Emas berjangka untuk penyerahan Desember naik 51 dolar AS atau 3,5 persen dalam sepekan, setelah Presiden AS Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif tambahan 10 persen pada sisa impor barang-barang China senilai 300 miliar dolar AS.

Dalam perkembangan yang tidak terduga, bank-bank sentral di Selandia Baru, India dan Thailand semuanya mengumumkan pemotongan suku bunga utama minggu ini, memperburuk kekhawatiran atas prospek ekonomi.

Harga emas turun pada Kamis (8/8/2019) dan Jumat (9/8/2019) di tengah aksi ambil untung dan beberapa pemulihan pasar ekuitas AS, kata pengamat pasar. Namun emas batangan masih bertahan di atas 1.500 dolar AS per ounce.

Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September turun tipis 0,5 sen atau 0,03 persen menjadi ditutup pada 16,931 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober turun 3,70 dolar AS atau 0,43 persen, menjadi menetap pada 863,80 dolar AS per ounce.
Baca juga: Emas turun seiring bangkitnya kembali pasar saham AS
Baca juga: Emas naik di atas 1.500 dolar dipicu permintaan kuat "safe haven"
Baca juga: Harga emas perpanjang kenaikan, permintaan aset aman meningkat

 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2019