Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan akan memberhentikan anggota taruna TNI yang terbukti terpengaruh radikalisme.

"Kalau benar, saya suruh berhentiin, nggak ada urusan," kata Ryamizard di halaman Istana Negara, Jakarta pada Rabu terkait indikasi seorang taruna TNI berinisial "EZA" yang diduga pernah mendukung Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

Menurut Menhan, pihaknya tidak akan ragu memecat anggota TNI yang diketahui mendukung gerakan radikal tidak mendukung Pancasila.

Untuk mencegah disusupinya TNI oleh pendukung gerakan radikal, Ryamizard menilai perlunya Penelitian Khusus (Litsus) terkait latar belakang anggota taruna.

"Harus dilitsus, terutama litsusnya adalah masalah Pancasila. Pancasila apa tidak, tentara itu menjalankan Pancasila," tegas Menhan.

Taruna Akmil keturunan Indo-Prancis, EZA, sempat menarik perhatian Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan videonya viral di media sosial setelah diajak berbicara bahasa Prancis oleh Panglima.

EZA diketahui memang fasih berbicara empat bahasa yaitu bahasa Prancis, bahasa Inggris, bahasa Arab, dan bahasa Indonesia.

Dia lahir di Prancis, tapi pindah ke Indonesia pada usia 13 tahun setelah ayahnya meninggal dunia dan memiliki status WNI.

Namun, dia diduga terpapar gerakan HTI yang diketahui dari salinan gambar media sosial Facebook.