Jakarta (ANTARA) - BUMN Karya, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) optimistis dapat meraih target kontrak baru tahun 2019 yang mencapai sebesar Rp61 triliun.

"Saya tak akan 'revise down' kontrak. Boleh revise, tapi naik," ujar Direktur Utama WIKA Tumiyana di Jakarta, Rabu.

Ia mengemukakan hingga akhir semester I 2019, perseroan telah mencatatkan kontrak baru sebesar Rp15,2 triliun, didominasi kontrak antar BUMN.

Berdasarkan catatan, raihan kontrak itu terdiri dari segmen infrastruktur dan gedung berkontribusi sebesar 39,27 persen, segmen energi dan industrial plant 39 persen, segmen industri 17,60 persen, dan segmen properti sebesar 4,12 persen.

Ia optimistis kontrak baru akan terus bertambah hingga akhir tahun ini seiring belanja pemerintah yang mulai berjalan dan selesainya proses pemilu yang sempat membuat pelaku usaha "wait and see".

"Sampai dengan kuartal ketiga, kontrak baru akan bergerak ke angka Rp37 triliun," katanya.

Tumiyana meyakini target kontrak baru akan tercapai seiring berjalanannya belanja pemerintah dan selesainya proses pemilu yang sempat membuat pelaku usaha wait-and-see.

Ia menyampaikan WIKA akan terus meningkatkan kapasitasnya dengan mengerjakan proyek-proyek baru berskala besar karena masih memiliki cukup ruang untuk meningkatkan kekuatan permodalan.

"Saat ini, 'net gearing ratio' dan 'gross gearing ratio' perusahaan masing-masing tercatat masih di angka 0,74 persen dan 1,05 persen," katanya.

Selama 2019 ini, Perseroan berhasil meraih kontrak baru di antaranya pembangunan jalan tol Serpong-Balaraja, Banten, relokasi pipa Pertamina di Jawa Barat, Hotel Domestik Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta. Sedangkan proyek-proyek luar negeri antara lain di Malaysia, Aljazair dan Taiwan.

Baca juga: Konstruksi kereta cepat Jakarta-Bandung capai 50 persen akhir 2019

Baca juga: Dirut WIKA: besarnya utang BUMN karya tidak serta-merta negatif