Jakarta (ANTARA) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi akan melawan siapa pun yang merendahkan nilai-nilai Pancasila.

“Saya ingin mereka berbuat. Berbuat tidak hanya secara fisik mempersatukan Indonesia tapi dia juga harus berani melawan apa yang dikatakan untuk meniadakan merendahkan Pancasila, harus kita lawan,” kata Budi Karya Sumadi dalam Seminar Kebangsaan “Bergandengan Tangan, Membangun Negeri, Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan” di Basket Hall Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu.

Untuk itu, dia mengimbau masyarakat jangan menjadi mayoritas senyap (silent majority) dalam menyuarakan nilai-nilai Pancasila.

“Oleh karenanya kita lakukan bersama rekan-rekan saya supaya di seluruh Indonesia ini jangan sampai jadi silent majority. Mayoritas yang diam,” katanya.

Ia menilai di lapangan banyak upaya yang mengganggu empat pilar bangsa dengan secara terencana paham-paham tertentu ditanamkan dengan bergradasi, perlahan dan bertahap namun aktif.

Menurut dia, penyebaran paham yang bertentangan dengan empat konsensus dasar tersebut mungkin awalnya berlangsung secara infiltrasi, yang lama-kelamaan menjadi semakin nyata.

Sehingga, belakangan ini kita melihat paham-paham tersebut semakin tersebar secara aktif.

Penyebaran paham-paham ini telah menyusup menjangkau ke berbagai lapisan masyarakat.

“Banyak kalangan masyarakat yang kini telah terpapar paham yang berbeda itu secara radikal,” katanya.

Hal tersebut, menurut dia, ada pada sebagian dari kalangan pelajar dan mahasiswa, pegawai dan pengusaha, guru dan dosen, bahkan lebih serius lagi paham radikal tersebut juga telah menyeruak di kalangan agama dan aparat pemerintah baik sipil maupun militer.

“Kementerian Perhubungan memiliki tanggung jawab besar pada keberlangsungan penyelenggaraan transportasi di berbagai sektor baik angkutan manusia maupun barang. Kita wajib memahami potensi-potensi berbagai isu, masalah, dan kontroversi di masyarakat yang harus kita hadapi dari berbagai program yang dilaksanakan,” katanya.

Dia berharap dengan kegiatan tersebut bisa menyegarkan dan menanamkan rasa cinta tanah air.

“Terakhir, saya harap melalui acara ini kita dapat kembali menyegarkan diri kita berkaitan dengan rasa cinta dan keikhlasan membangun bangsa Indonesia. Hal ini akan memberikan imbas yang positif baik pada motivasi dalam keseharian maupun hasil aplikasinya melalui hasil program kerja, sesuai dengan semangat dan tagline kita yaitu ‘Melayani untuk Keselamatan dan Konektivitas’,” katanya.

Dalam kesempatan sama, Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Agus Widjodjo mengatakan ancaman terbesar saat ini tidak bisa dilepaskan dari bubarnya ISIS di Timur Tengah.

“Dengan bubarnya itu kita lebih sulit memonitor ke mana mereka larinya. Dari pejuang-pejuang nasional berbagai negara kemungkinan besar akan kembali ke negaranya masing-masing. Jangan sampai mereka pulang bawa pengaruh dari luar,” katanya.

Baca juga: Wiranto: Membumikan Pancasila tak bisa pakai cara lama
Baca juga: Menhub gandeng Deddy Corbuzier sampaikan nilai Pancasila ke milenial