Dinkes Palangka Raya imbau warga kurangi aktivitas di luar ruangan
7 Agustus 2019 13:24 WIB
Seprang siswa bersepeda sambil mengenakan masker untuk mengurangi pengaruh asap yang menyelimuti Kota Palangka Raya, Rabu (7/8/2019). ANTARA/Rendhik Andika/aa.
Palangka Raya (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah meminta warga untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan mengingat saat ini kabut asap terus melanda wilayah setempat.
"Sudah beberapa waktu ini udara kita diselimuti kabut asap akibat kebakaran lahan. Untuk itu masyarakat agar mengurangi aktivitas di luar ruangan jika tidak terlalu penting," kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya Andjar Hari Purnomo, Rabu.
Menurut dia, saat ini terlalu banyak beraktivitas di luar ruangan justru tidak baik bagi kesehatan terutama jika tidak menggunakan masker.
Ia juga mengimbau warga agar selalu menggunakan masker guna mengantisipasi kabut asap dan debu jalan yang beterbangan akibat kemarau.
Selain itu juga memperbanyak mengkonsumsi air putih, makan buah-buahan serta menerapkan pola hidup sehat suntuk menghindari terjangkitnya penyakit infeksi saluran pernapasan dan penyakit lainnya seperti diare.
Saat seperti ini potensi penyakit inspeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan diare cenderung lebih mudah menjangkit. Untuk itu, lanjut dia, semua harus diantisipasi.
"Sekali lagi bagi seluruh masyarakat terutama anak sekolah dan orang yang berpotensi tinggi ISPA untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan. Jika pun terpaksa maka harus menggunakan masker," katanya.
Pada Senin (5/8) lalu Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tjilik Riwut Palangka Raya menyatakan Konsentrasi Partikulat (PM10) atau Partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 10 mikron (mikrometer) sempat tidak sehat.
Angka PM10 di hari itu yakni pada pukul 09.00-11.00 WIB menyentuh angka 154,29 miligram per meter kubik yang artinya masuk kategori tidak sehat.
Meski kategori PM10 masuk kategori tidak sehat juga bukan berarti udara di Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah ini dinyatakan tidak sehat.
Selain PM10 indikator kesehatan udara juga dipengaruhi oleh unsur lain seperti Sulfur dioksida (SO2), karbon dioksida (CO2), ozone (O3) dan nitrogen oksida (No2).***3***
"Sudah beberapa waktu ini udara kita diselimuti kabut asap akibat kebakaran lahan. Untuk itu masyarakat agar mengurangi aktivitas di luar ruangan jika tidak terlalu penting," kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya Andjar Hari Purnomo, Rabu.
Menurut dia, saat ini terlalu banyak beraktivitas di luar ruangan justru tidak baik bagi kesehatan terutama jika tidak menggunakan masker.
Ia juga mengimbau warga agar selalu menggunakan masker guna mengantisipasi kabut asap dan debu jalan yang beterbangan akibat kemarau.
Selain itu juga memperbanyak mengkonsumsi air putih, makan buah-buahan serta menerapkan pola hidup sehat suntuk menghindari terjangkitnya penyakit infeksi saluran pernapasan dan penyakit lainnya seperti diare.
Saat seperti ini potensi penyakit inspeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan diare cenderung lebih mudah menjangkit. Untuk itu, lanjut dia, semua harus diantisipasi.
"Sekali lagi bagi seluruh masyarakat terutama anak sekolah dan orang yang berpotensi tinggi ISPA untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan. Jika pun terpaksa maka harus menggunakan masker," katanya.
Pada Senin (5/8) lalu Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tjilik Riwut Palangka Raya menyatakan Konsentrasi Partikulat (PM10) atau Partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 10 mikron (mikrometer) sempat tidak sehat.
Angka PM10 di hari itu yakni pada pukul 09.00-11.00 WIB menyentuh angka 154,29 miligram per meter kubik yang artinya masuk kategori tidak sehat.
Meski kategori PM10 masuk kategori tidak sehat juga bukan berarti udara di Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah ini dinyatakan tidak sehat.
Selain PM10 indikator kesehatan udara juga dipengaruhi oleh unsur lain seperti Sulfur dioksida (SO2), karbon dioksida (CO2), ozone (O3) dan nitrogen oksida (No2).***3***
Pewarta: Rendhik Andika
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019
Tags: