Hong Kong (ANTARA) - Kota Hong Kong menghadapi krisis terbesar sejak dikembalikan dari Inggris ke pemerintahan China pada tahun 1997, kata kepala kantor Urusan Hong Kong dan Makau, China, pada Rabu.
Zhang Xiaoming, salah satu pejabat China yang paling senior yang mengawasi urusan Hong Kong, memberi komentar dalam pertemuan di kota Shenzhen di China Selatan.
Zhang mengadakan forum yang mencakup utusan dari Hong Kong untuk parlemen China, Kongres Rakyat Nasional dan badan konsultatif utama China, CPPCC, guna membahas krisis politik di wilayah tersebut.
Hong Kong telah menghadapi unjukrasa selama berbulan-bulan kadang-kadang dengan disertai kekerasan yang dimulai dengan penentangan terhadap undang-undang ekstradisi yang sekarang ditangguhkan, yang akan memungkinkan tersangka diadili di pengadilan daratan.
Protes itu meluas menjadi reaksi menentang pemerintah di pusat keuangan Asia itu, yang dipicu oleh kekhawatiran akan banyak warga yang terkikis kebebasannya di bawah kendali yang ketat oleh para pemimpin Partai Komunis China di Beijing.
Sumber: Reuters
Baca juga: WNI di Hong Kong diimbau tidak terlibat aksi unjuk rasa
Baca juga: China peringatkan pengunjuk rasa Hong Kong jangan "bermain api"
Pejabat China: Hong Kong hadapi krisis terbesar sejak 1997
7 Agustus 2019 11:57 WIB
Seorang pengunjuk rasa membentangkan payungnya setelah gas air mata ditembakkan polisi untuk meredam aksi unjuk rasa di Hong Kong. (FOTO : Tyrone Siu/ Reuters/ cnbc.com)
Penerjemah: Maria D Andriana
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2019
Tags: