Korut tuduh AS provokasi ketegangan militer
Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Su Yong berpidato di Konferensi Perlucutan Senjata PBB di Jenewa, Swiss, Selasa (3/3). Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri memperingatkan bahwa negaranya memiliki kekuatan untuk menghalangi "ancaman nuklir yang meningkat" dari Amerika Serikat melalui serangan preemtif bila perlu. Dalam pidato langka di depan Konferensi Perlucutan Senjata, Ri mengatakan latihan militer gabungan yang dilakukan Korea Selatan dan Amerika Serikat merupakan "tindakan provokatif yang belum pernah dilakukan sebelumnya dan memiliki kemungkinan besar memicu terjadinya perang." (REUTERS/Denis Balibouse )
Pihaknya juga mengatakan Pyongyang akan mengambil sejumlah langkah untuk mempertahankan dirinya.
Diplomat Korut di Jenewa, Ju Yong Chol, mengatakan saat Konferensi Perlucutan Senjata yang didukung PBB bahwa Pyongyang akan "mempertimbangkan kembali langkah-langkah utama yang telah ditempuh hingga saat ini."
Ia tidak menyebutkan penembakan rudal terbaru Korut di lepas pantai timurnya untuk ke empat kali dalam kurun waktu kurang dari dua pekan pada Selasa.
"Meski otoritas AS dan Korsel menghalalkan segala cara untuk membenarkan pelatihan militer ini, mereka tidak dapat menyembunyikan atau pun melindungi sifat agresifnya dengan cara apa pun," kata Ju di hadapan forum tersebut.
"Yang lebih serius adalah Amerika Serikat memprovokasi ketegangan militer dengan DPRK dengan mengerahkan perangkat keras militer terbaru dalam jumlah besar di Korsel dengan mengabaikan komitmennya untuk menunda latihan militer gabungan, yang dibuat pada pertemuan puncak."
Sumber: Reuters
Baca juga: AS akan boikot pertemuan konferensi PBB tentang perlucutan senjata
Baca juga: Konferensi Perlucutan Senjata PBB Hasilkan Kesepakatan
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2019