Dua negara ASEAN bantu bangun hunian korban gempa Palu
6 Agustus 2019 13:32 WIB
Wali Kota Palu Hidayat menaruh campuran semen ke tanah sebagai tanda dimulainya pembangunan hunian tetap bantuan dua negara anggota ASEAN melalui AHA Center di lokasi relokasi Kelurahan Tondo, Kecamatan Mantikulore untuk korban bencana Palu, Selasa (6/8/2019). (ANTARA/Moh Ridwan)
Palu (ANTARA) - Dua negara anggota ASEAN ikut membantu meringankan beban para korban bencana gempa, tsunami dan likuefaksi di Kota Palu, Sulawesi Tengah, dengan membangun hunian tetap sebanyak 100 unit di lahan yang telah disediakan pemerintah setemat.
"Bantuan ini berasal dari Pemerintah Filipina dan rakyat Brunei Darussalam yang disumbangkan untuk korban bencana Sulawesi Tengah," kata Direktur eksekutif AHA Center Adelina Kamal saat peletakan batu pertama pembangunan hunian tetap untuk korban bencana, di Palu, Selasa.
Bantuan dua negara tersebut disalurkan melalui organisasi "The ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on disaster management (AHA Center) yang bertugas sebagai pusat koordinasi dan informasi penanganan bencana di kawasan ASEAN.
Baca juga: Prancis bantu 1 juta euro untuk nelayan korban tsunami di Sulawesi
Dia menjelaskan, pembangunan hunian tetap untuk korban gempa, tsunami dan likuefaksi Palu sebanyak 100 unit. Di tahap pertama, pembangunan sebanyak 75 unit dan tahap selanjutnya sebanyak 25 unit di kawasan relokasi kelurahan Tondo, Kecamatan Mantikulure, Palu.
Menurutnya, ASEAN sebagai tempat berhimpunya negara-negara di Asia Tenggara memiliki rasa tanggung jawab dan ikut terlibat memulihkan situasi pascabencana yang melanda sejumlah daerah di tanah air termasuk Sulawesi Tengah.
"Filipina salah satu donatur adalah negara yang paling rentan di Asia dan sering terkena bencana besar seperti layaknya wilayah Indonesia. Tetapi dalam semangat solidaritas, mereka masih berkesempatan meringankan beban warga Kota Palu," ungkap Adelina.
Baca juga: Bantuan luar negeri untuk gempa Palu hanya 31 Euro
Dikatakannya, hal tersebut merupakan kali pertama dalam sejarah ASEAN selama 52 tahun organisasi itu berdiri dan Indonesia salah satu pendirinya, dimana dalam semangat solidaritas maka terwujud pembangunan pemukiman bernama kampung ASEAN dalam konteks pemulihan akibat bencana alam.
Dia menilai, kerja sama yang dibangun antara masyarakat dan pemerintah negara-negara ASEAN turut merasakan kesedihan serta sebagai wujud solidaritas dalam membantu meringankan beban dihadapi para korban bencana yang terjadi hampir setahun.
"Pada saat tanggap darurat bencana, ASEAN juga telah mengirim tim ikut terlibat membantu pemulihan saat itu, termasuk bantuan logistik dan obat-obatan untuk para korban," Ujar Adelina.
Baca juga: FAO distribusikan bantuan untuk petani dan nelayan di Sulawesi Tengah
Dia menambahkan, dalam waktu dekat pihaknya akan berkunjung kembali bersama sejumlah pejabat tinggi ASEAN melihat perkembangan pemulihan Kota Palu pascagempa, tsunami dan likuefaksi serta memperkuat kerja sama dibangun dengan pemerintah kota setempat.
Wali Kota Palu Hidayat mengatakan, upaya pemerintah memenuhi kebutuhan dasar masyarakat korban becana saat ini sedang berjalan, salah satunya pembangunan hunian tetap.
Lokasi relokasi yang sudah disediakan pemerintah, rencananya akan dilengkapi dengan sejumlah fasilitas umum maupun sosial diantaranya pasar, perkantoran, sekolah termasuk rumah sakit dan balai rehabilitasi narkotika.
"Kebutuhan hunian tetap untuk korban bencana Palu sekitar 7.000 hunian dan saat ini kita sedang upayakan memenuhi kebutuhan itu," ucap Hidayat.
"Bantuan ini berasal dari Pemerintah Filipina dan rakyat Brunei Darussalam yang disumbangkan untuk korban bencana Sulawesi Tengah," kata Direktur eksekutif AHA Center Adelina Kamal saat peletakan batu pertama pembangunan hunian tetap untuk korban bencana, di Palu, Selasa.
Bantuan dua negara tersebut disalurkan melalui organisasi "The ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on disaster management (AHA Center) yang bertugas sebagai pusat koordinasi dan informasi penanganan bencana di kawasan ASEAN.
Baca juga: Prancis bantu 1 juta euro untuk nelayan korban tsunami di Sulawesi
Dia menjelaskan, pembangunan hunian tetap untuk korban gempa, tsunami dan likuefaksi Palu sebanyak 100 unit. Di tahap pertama, pembangunan sebanyak 75 unit dan tahap selanjutnya sebanyak 25 unit di kawasan relokasi kelurahan Tondo, Kecamatan Mantikulure, Palu.
Menurutnya, ASEAN sebagai tempat berhimpunya negara-negara di Asia Tenggara memiliki rasa tanggung jawab dan ikut terlibat memulihkan situasi pascabencana yang melanda sejumlah daerah di tanah air termasuk Sulawesi Tengah.
"Filipina salah satu donatur adalah negara yang paling rentan di Asia dan sering terkena bencana besar seperti layaknya wilayah Indonesia. Tetapi dalam semangat solidaritas, mereka masih berkesempatan meringankan beban warga Kota Palu," ungkap Adelina.
Baca juga: Bantuan luar negeri untuk gempa Palu hanya 31 Euro
Dikatakannya, hal tersebut merupakan kali pertama dalam sejarah ASEAN selama 52 tahun organisasi itu berdiri dan Indonesia salah satu pendirinya, dimana dalam semangat solidaritas maka terwujud pembangunan pemukiman bernama kampung ASEAN dalam konteks pemulihan akibat bencana alam.
Dia menilai, kerja sama yang dibangun antara masyarakat dan pemerintah negara-negara ASEAN turut merasakan kesedihan serta sebagai wujud solidaritas dalam membantu meringankan beban dihadapi para korban bencana yang terjadi hampir setahun.
"Pada saat tanggap darurat bencana, ASEAN juga telah mengirim tim ikut terlibat membantu pemulihan saat itu, termasuk bantuan logistik dan obat-obatan untuk para korban," Ujar Adelina.
Baca juga: FAO distribusikan bantuan untuk petani dan nelayan di Sulawesi Tengah
Dia menambahkan, dalam waktu dekat pihaknya akan berkunjung kembali bersama sejumlah pejabat tinggi ASEAN melihat perkembangan pemulihan Kota Palu pascagempa, tsunami dan likuefaksi serta memperkuat kerja sama dibangun dengan pemerintah kota setempat.
Wali Kota Palu Hidayat mengatakan, upaya pemerintah memenuhi kebutuhan dasar masyarakat korban becana saat ini sedang berjalan, salah satunya pembangunan hunian tetap.
Lokasi relokasi yang sudah disediakan pemerintah, rencananya akan dilengkapi dengan sejumlah fasilitas umum maupun sosial diantaranya pasar, perkantoran, sekolah termasuk rumah sakit dan balai rehabilitasi narkotika.
"Kebutuhan hunian tetap untuk korban bencana Palu sekitar 7.000 hunian dan saat ini kita sedang upayakan memenuhi kebutuhan itu," ucap Hidayat.
Pewarta: Muhammad Hajiji/Moh Ridwan
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019
Tags: