Hingga September puncak kemarau di Aceh, sebut BMKG
6 Agustus 2019 05:45 WIB
Sejumlah petugas berupaya memadamkan api yang membakar pemukiman penduduk di Desa Lambatee, Kecamatan Simpang Tiga, Aceh Besar, Senin (5/8/2019). (FOTO ANTARA/HO-BPBD Aceh Besar)
Banda Aceh (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Iskandar Muda (SIM) Aceh menyatakan, puncak musim kemarau 2019 yang berlangsung di provinsi paling barat Indonesia tersebut bakal terjadi hingga September mendatang.
"Puncaknya dari Agustus hingga September. Jadi kemungkinan September di pertengahan nanti kami perkirakan ada hujan sebagai pertanda masa peralihan," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi SIM Aceh, Zakaria Ahmad di Aceh Besar, Senin (5/8).
Selama puncak kemarau, kata dia, matahari terasa lebih terik dalam menyinari bumi, terutama di 23 kabupaten/kota di Aceh, dan suhu udara bersifat kering akibat minimnya curah hujan disertai temperatur udara semakin naik di kisaran maksimal 37 derajat Celsius.
Puncak musim kemarau, katanya, juga menyebabkan potensi kebakaran hutan dan lahan di Aceh semakin meningkat, baik wilayah pesisir barat-selatan maupun pesisir timur karena keringnya lahan dan kencangnya angin barat berhembus dewasa ini.
"Kecepatan saat ini berkisar antara 10 hingga 30 kilometer per jam. Kondisi ini sangat perlu diwaspadai kebakaran hutan dan lahan hampir seluruh wilayah di Aceh, cuma mayoritas tergantung dari faktor manusia," katanya.
Ia memastikan, puncak kemarau hampir seluruh daerah di Aceh diperkirakan tidak turun hujan. Namun bila turun hujan, lanjut dia, bisa bersifat lokal dan intensitasnya ringan.
"Untuk masyarakat, kami imbau membuka lahan jangan membakar. Warga sekitar juga jangan sembarang membuang puntung rokok, karena kita tahu lahan kering yang sangat rawan terbakar. Ditambah lagi terjadinya peningkatan kecepatan angin," kata Zakaria.
Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) hingga pekan lalu mencatat sebanyak 61 hektare hutan dan lahan dalam kondisi hangus terbakar di lima daerah dari total 23 kabupaten/kota di Aceh.
"Ada 61 hektare dengan kondisi hampir 90 persen di antaranya dapat dipadam oleh petugas, dan sisanya masih diupayakan," kata Kepala Pelaksana BPBA, Teuku Ahmad Dadek.
Baca juga: Kebakaran lahan di Aceh Barat semakin meluas akibat musim kemarau
Baca juga: BMKG: Hujan es bisa terjadi di satu wilayah meski sedang kemarau
Baca juga: Kebakaran hutan di Aceh capai 60 ha sepekan terakhir
"Puncaknya dari Agustus hingga September. Jadi kemungkinan September di pertengahan nanti kami perkirakan ada hujan sebagai pertanda masa peralihan," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi SIM Aceh, Zakaria Ahmad di Aceh Besar, Senin (5/8).
Selama puncak kemarau, kata dia, matahari terasa lebih terik dalam menyinari bumi, terutama di 23 kabupaten/kota di Aceh, dan suhu udara bersifat kering akibat minimnya curah hujan disertai temperatur udara semakin naik di kisaran maksimal 37 derajat Celsius.
Puncak musim kemarau, katanya, juga menyebabkan potensi kebakaran hutan dan lahan di Aceh semakin meningkat, baik wilayah pesisir barat-selatan maupun pesisir timur karena keringnya lahan dan kencangnya angin barat berhembus dewasa ini.
"Kecepatan saat ini berkisar antara 10 hingga 30 kilometer per jam. Kondisi ini sangat perlu diwaspadai kebakaran hutan dan lahan hampir seluruh wilayah di Aceh, cuma mayoritas tergantung dari faktor manusia," katanya.
Ia memastikan, puncak kemarau hampir seluruh daerah di Aceh diperkirakan tidak turun hujan. Namun bila turun hujan, lanjut dia, bisa bersifat lokal dan intensitasnya ringan.
"Untuk masyarakat, kami imbau membuka lahan jangan membakar. Warga sekitar juga jangan sembarang membuang puntung rokok, karena kita tahu lahan kering yang sangat rawan terbakar. Ditambah lagi terjadinya peningkatan kecepatan angin," kata Zakaria.
Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) hingga pekan lalu mencatat sebanyak 61 hektare hutan dan lahan dalam kondisi hangus terbakar di lima daerah dari total 23 kabupaten/kota di Aceh.
"Ada 61 hektare dengan kondisi hampir 90 persen di antaranya dapat dipadam oleh petugas, dan sisanya masih diupayakan," kata Kepala Pelaksana BPBA, Teuku Ahmad Dadek.
Baca juga: Kebakaran lahan di Aceh Barat semakin meluas akibat musim kemarau
Baca juga: BMKG: Hujan es bisa terjadi di satu wilayah meski sedang kemarau
Baca juga: Kebakaran hutan di Aceh capai 60 ha sepekan terakhir
Pewarta: Muhammad Said
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019
Tags: