Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan bantuan pengembangan kapasitas sektor-sektor ekonomi diupayakan Indonesia untuk mendukung perdamaian dan stabilitas Afghanistan.

Salah satu program pengembangan kapasitas yang diberikan Indonesia yakni di sektor energi dan sumber daya mineral, mengingat Afghanistan memiliki berbagai macam mineral mulai dari bijih besi, tembaga, lithium, emas, dan lainnya.

Baca juga: Indonesia berikan pelatihan sektor energi untuk warga Afghanistan

Setelah lama terbengkalai akibat konflik berkepanjangan, pemerintah Afghanistan berharap dapat mengakapitalisasi seluruh sumber daya alam yang mereka miliki untuk kepentingan ekonomi rakyatnya.

“Karena itu pemberian pengembangan kapasitas ini diharapkan dapat membantu Afghanistan untuk meningkatkan kapasitas ekonomi, karena kapasitas ekonomi akan sangat membantu dalam proses perdamaian itu sendiri,” kata Menlu Retno usai membuka Kursus Singkat Program Pengembangan Kapasitas Bidang Energi Sumber Daya Mineral untuk Afghanistan, di Auditorium Sekretariat Wapres, Jakarta, Senin.

“Negara yang tidak memiliki kapasitas ekonomi akan menjadi lebih rawan untuk memelihara perdamaian dan stabilitasnya. Jadi ekonomi selalu berkaitan dengan keamanan dan stabilitas,” Retno menambahkan.

Menurut Menlu, dukungan Indonesia terhadap proses perdamaian di Afghanistan tidak hanya dilakukan secara politik, tetapi juga sosial ekonomi.

Dalam hal ini, Indonesia menggarisbawahi peran penting pembangunan ekonomi untuk mendukung kesejahteraan dan memungkinkan lingkungan yang produktif menuju perdamaian abadi di Afghanistan.

Dengan dasar tersebut, Indonesia telah mengambil berbagai langkah, termasuk mengurangi tarif dan membuka akses pasar untuk produk-produk Afghanistan, serta menyediakan program peningkatan kapasitas berkelanjutan untuk memberdayakan masyarakat Afghanistan.

“Hingga saat ini, Indonesia telah menyediakan program peningkatan kapasitas untuk 373 warga Afghanistan,” tutur Menlu Retno.

Program pengembangan kapasitas di sektor energi dan sumber daya mineral merupakan bagian dari komitmen Indonesia yang telah dinyatakan Wakil Presiden Jusuf Kalla, untuk mendorong perdamaian di Afghanistan.

“Program pelatihan ini adalah permintaan langsung dari pihak Afghanistan. Dalam memberikan program pengembangan kapasitas kita biasanya sesuaikan dengan keperluan negara masing-masing,” tutur Retno.

Melalui program ini, sebanyak 65 peserta dari Afghanistan, tujuh diantaranya perempuan, akan mengikuti berbagai pelatihan di sektor energi dan sumber daya mineral, yang akan diselenggarakan selama maksimal 113 hari di Bandung, Jawa Barat, dan Cepu, Jawa Tengah.

Menlu Retno berharap melalui program peningkatan kapasitas ini, semua peserta akan dapat memanfaatkan potensi besar sumber daya alam Afghanistan untuk mendukung pengembangan ekonomi dan memberikan manfaat seluas-luasnya bagi rakyat Afghanistan.

Upaya ini dilakukan untuk menjawab tantangan ke depan selain proses pembangunan perdamaian yang sedang berjalan, yakni memberdayakan agar masyarakat Afghanistan bisa mandiri secara ekonomi.

“Pengembangan kapasitas memegang peranan yang sangat besar untuk mendongkrak kegiatan-kegiatan ekonomi rakyat Afghanistan. Tanpa kapasitas ekonomi, akan sulit bagi sebuah negara untuk mempertahankan perdamaian dan stabilitasnya,” tutur Menlu Retno.

Baca juga: Babak baru pembicaraan AS dan Taliban di Doha naikkan harapan

Baca juga: PBB sebut 3.812 warga sipil Afghanistan tewas pada pertengahan 2019

Baca juga: Legislator DKI: sebaiknya pengungsi Afghanistan dipantisosialkan