New York (ANTARA News) - Saham-saham di Wall Street mengalami kenaikan panjang (rally) pada Rabu, terdorong grup perbankan JPMorgan Chase yang mencatat laba kuartalan lebih baik dari perkiraan di tengah dukungan laporan kenaikan laba dari produsen chip Intel. Para pedagang mengatakan lebih kuatnya dari perkiraan laba raksaa perusahaan minuman Coca-Cola juga membantu mendorong pasar bergairah. Indeks saham blue-chip Dow Jones Industrial Average melambung 256,80 poin atau 2,08 persen menjadi ditutup pada 12.619,27. Indeks komposit Nasdaq meningkat 64,07 poin atau 2,80 persen menjadi 2.350,11 dan indeks Standard & Poor`s 500 naik 30,28 poin atau 2,27 persen menjadi berakhir pada 1.364,71. Para pelaku pasar mengatakan laporan-laporan kenaikan laba memicu semangat para investor dan meningkat harapan bahwa perusahaan Amerika kemungkinan masih relatif baik meski terjadi pelambatan ekonomi. JPMorgan Chase dalam kuartal pertama mencatat laba 2,4 miliar dolar AS, turun dari periode sama tahun lalu, namun masih di atas prediksi para analis. "Perusahaan secara kesuluruhan mempertahankan momentum usaha yang mantap dan posisi modal kami masih kuat," kata direktur eksekutif JPMorgan Chase Jamie Dimon, sehubungan dengan tersumbatnya saluran kredit (credit crunch) yang melanda industri keuangan. Saham bank tersebut meroket 6,7 persen menjadi 44,96 dolar AS. JPMorgan sedang dalam proses mengambilalih bank investasi Bear Stearns yang menderita akibat kerugian investasi terkait mortgage. Intel melaporkan rekor penerimaan 9,7 miliar dolar AS dan laba bersih 1,44 miliar dolar AS setelah pasar tutup pada Selasa, namun para investor terus melakujkan toast terhadap laporan laba pada Rabu. Eksekutif perusahaan meletakkan sebuah putaran positif dalam laporan laba Intel, dan mengatakan perusahaan melihat "permintaan yang sehat" untuk chip komputer. Saham Intel ditutup naik 5,8 persen pada 22,13 dolar AS. Coca-Cola mengatakan pada Rabu pagi, bahwa laba kuartal pertamanya meroket 19 persen didukung meningkatnya penjualan internasional, namun memperingatkan berlanjutnya tantangan di seluruh Amerika Utara. Perusahaan mencatat laba bersih kuartal pertama 1,5 miliar dolar AS atau 64 sen per saham, yang termasuk harga dari tiga sen per saham untuk restrukturisasi dan penurunan nilai aset (write-downs). Saham Coca-Cola berakhir naik 0,3 persen pada 61,15 dolar AS. Para analis mengatakan laporan inflasi yang ramah juga membantu mendorong kenaikan dan pasar terlihat tidak terlalu mengingat dampak lain dalam kenaikan harga minyak yang mencapai rekor tertinggi 115 dolar AS per barel. Sebuah survei departemen tenaga kerja menunjukkan harga konsumen naik moderat 0,3 persen pada Maret di tengah melonjaknya harga energi. "Untuk the Federal Reserve berita inflasi ini membawa beberapa kesulitan. Jika ekepektasi inflasi dipertahankan di bawah kendali, the Fed harus lepas tangan untuk menurunkan suku bunganya," kata Stephen Gallagher, seorang ekonom Societe Generale. Bank sentral AS diperkirakan akan menurunkan suku bunganya lagi akhir bulan ini di tengah kekhawatiran ekonomi akan memasuki periode resesi paruh pertama tahun ini akibat kemerosotan berkepanjangan sektor perumahan dan tersumbatnya saluran kredit. Survei lain pemerintah memperlihatlan pasar perumahan masih melempem. Departemen perdagangan mengatakan bahwa pembangunan rumah baru dan permohonan izin pembangunan properti perumahan baru jatuh ke posisi terendah 16 tahun pada Maret hanya 947.000 unit (tahunan). Saham-saham di Eropa juga naik. Di London, indeks FTSE 100 meningkat 2,36 persen menjadi 6.046,20, sementara di Paris indeks CAC 40 bertambah 1,56 persen menjadi 4.855,10. Di Frankfurt indeks Dax naik 1,79 persen menjadi 6.702,84, demikian AFP.(*)